Dosen UMY ciptakan alat pendeteksi perdarahan ibu pasca-melahirkan.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA, – Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Elsye Maria Rosa MKep, menciptakan alat pendeteksi perdarahan ibu postpartum atau pasca-melahirkan secara akurat. Alat ini, yang dinamai Smart BloodVista, bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu akibat perdarahan setelah melahirkan.
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian ibu di dunia, termasuk Indonesia. Alat ini muncul dari kebutuhan mendesak akan alat yang bisa mendeteksi jumlah darah yang keluar secara akurat setelah melahirkan. Smart BloodVista berbentuk kantong khusus yang dipasang di bawah pinggul ibu saat persalinan, dilengkapi dengan sensor biometrik yang mampu menghitung volume darah dan terhubung dengan telepon pintar.
Sistem ini memberikan notifikasi bila jumlah darah melebihi ambang batas normal. "Cara kerjanya sederhana. Ketika darah melebihi 500 cc, sistem akan berbunyi 'bip' dan menampilkan peringatan di smartphone," ujar Elsye. Hal ini memungkinkan tenaga medis untuk segera bertindak dalam kondisi kegawatan.
Selama ini, metode visual dengan underpad atau perlak penyerap darah digunakan di rumah sakit, namun tidak akurat karena darah terserap tanpa dapat dihitung secara pasti, menimbulkan risiko bias diagnosis. Smart BloodVista dikembangkan dengan pendekatan sederhana namun efektif, menggunakan kantong darah yang dimodifikasi menyerupai urine bag, dikombinasikan dengan sensor biometrik untuk menghitung aliran darah dan mengubahnya menjadi data kuantitatif.
Inovasi ini telah menarik perhatian salah satu perusahaan alat kesehatan terbesar di Indonesia yang telah memproduksi prototipe, meskipun tahap komersialisasi masih dalam proses. "Patennya sudah keluar dan kami sedang menjajaki kerja sama lebih luas agar BloodVista bisa segera digunakan di rumah sakit, khususnya jejaring Muhammadiyah dan Aisyiyah," kata Elsye.
Elsye berharap, inovasi ini dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). "Masalah kematian ibu adalah masalah kita bersama. Dengan adanya alat ini, tenaga medis bisa lebih cepat memberikan diagnosis tepat dan menyelamatkan pasien," tambahnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara