Playground bukan hanya tempat anak bermain fisik, tetapi juga ruang belajar yang sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional mereka. Namun, tak jarang orang tua merasa tidak tega saat melihat anaknya berselisih dengan teman sebayanya di playground. Baru berebut mainan sebentar, langsung turun tangan untuk melerai.
Padahal, menurut Psikolog Anak dan Co-founder Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, hal tersebut justru bisa menghambat proses belajar si kecil. Ya, Moms, konflik sosial justru penting sebagai bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Jangan Terlalu Cepat Turun Tangan saat Anak Mengalami Konflik di Playground
Lewat interaksi di playground, anak belajar negosiasi, mengelola emosi, dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Jadi, sebelum buru-buru membantu, orang tua sebaiknya memberi ruang agar anak bisa mencoba menghadapi situasi tersebut secara mandiri.
“Nanti kalau ada masalah kita lihatin dulu. Kadang tuh kita ada tipe orang tua yang nggak tega. Jadi anaknya belum butuh, kita udah langsung nolongin padahal bisa ditolong sama orang playgroundnya atau misalkan ternyata dia bisa maju lagi aja,” ujar Saskhya dalam acara OH!SOME & FuniFun! Day by Blue Origin Group, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/8),
Ia juga menekankan bahwa konflik sosial, seperti berebut mainan atau tidak mau mengalah, merupakan bagian penting dari proses belajar anak. Sayangnya, banyak orang tua yang terjebak dalam sikap overprotective.
“Makanya sering banget kan tadi aku bilang anaknya udah baikan, orang tuanya berantem di rumah. Jadi sebenarnya konflik sosial itu sangat butuh banget untuk mereka mengelola emosi, kontrol diri,” ucapnya.
Moms, anak-anak masih dalam proses belajar memahami bagaimana orang lain bereaksi dalam berbagai situasi sosial. Oleh karena itu, semakin sering mereka berinteraksi dengan beragam individu, semakin berkembang pula kemampuan mereka dalam bernegosiasi dan menyelesaikan konflik secara mandiri.
Meski begitu, orang tua tetap perlu waspada, terutama jika situasi berpotensi membahayakan, seperti ketika anak yang jauh lebih besar mendominasi atau bersikap kasar. Tapi selama masih aman, biarkan anak mencoba menyelesaikannya terlebih dahulu.
“Jadi lihatin dulu saja, kecuali udah bahaya banget. Misalnya ada kan kayak anak umur 2 tahun terus anak umur 6 tahunnya mau ngapain gitu, itu kita perlu penjagaan gitu. Tapi kalau sisanya ya, biar aja berdebat dulu, kita kasih kesempatannya di playground itu,” tegasnya.