Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat di angka 7.866 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (3/9), setelah sempat anjlok cukup dalam pada Senin (1/9).
Selain itu, Hans juga menyoroti peran regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi gejolak pasar. OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah aturan trading halt dan menyediakan mekanisme buyback tanpa RUPS untuk menenangkan pasar.
“Fundamental ekonomi kita bagus. Langkah pengawasan dan pengaturan OJK sangat baik, dan kerja sama dengan Kementerian Perekonomian juga membantu menenangkan pelaku pasar,” ujar Hans dalam keterangannya, Rabu (3/9).
Selain itu, pemerintah dan aparat keamanan juga dinilai mampu meredam ketegangan. Setelah pidato Presiden dan langkah TNI meredam aksi, kondisi pasar mulai membaik. “Begitu situasi mulai kondusif, pasar saham kita langsung membaik,” tambahnya.
Menurut Hans, secara umum ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik. Indikator Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang kembali naik di atas angka 50 menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi.
Dari sisi global, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan di Amerika Serikat (AS), seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor.
Meski Indonesia sempat menjadi sorotan karena gejolak politik, terutama dibandingkan negara ASEAN lain seperti Thailand, Hans menegaskan, investor asing masih melihat potensi besar di pasar saham Indonesia.
“Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” katanya.
Untuk proyeksi IHSG, Hans memperkirakan pergerakan berada di kisaran 7.800 hingga 8.100. Dia menilai, potensi penurunan sudah terbatas mengingat valuasi saham Indonesia yang relatif murah dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.
Ke depan, Hans mengharapkan penyampaian aspirasi masyarakat dilakukan secara kondusif dan damai agar stabilitas perekonomian nasional tetap terjaga.
Di sisi lain, Global Market Economist Maybank, Myrdal Gunarto, menyatakan bahwa naiknya IHSG tak hanya tercermin dari kondisi Tanah Air yang kembali kondusif, melainkan juga berkat beberapa hasil rilis data ekonomi domestik yang dinilai baik.
“Seperti contohnya kemarin S&P Global yang merilis kalau PMI Manufacturing Index kita bulan Agustus kembali ekspansif ya ke level 51,5 dari sebelumnya di level 49,2 pada bulan Juli. Lalu juga inflasi kita juga masih terjaga ya. Moderat di level 2,31 persen year on year,” sebut Myrdal.
Myrdal menambahkan bahwa surplus perdagangan Indonesia yang mencapai 4,17 miliar USD menjadi daya tarik bagi investor, apalagi di tengah kondisi global yang dinilai cukup membaik.
Menurutnya, perkembangan perang dagang kini mulai mereda, meski beberapa negara, termasuk Indonesia, masih berupaya menegosi...