Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka pertumbuhan ini di luar dugaan para ekonom dan investor di Tanah Air.
Konsensus pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan berkisar 4,7%-4,8%. Bahkan konsensus ekonom yang disurvei CNBC Indonesia meyakini ekonomi RI hanya tumbuh 4,78% pada kuartal II-2025.
Di balik pertumbuhan ekonomi yang mematahkan perkiraan ini, investasi menjadi salah satu mesin pendorong. Data BPS menunjukkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada kuartal II-2025 tumbuhnya mencapai 6,99% yoy, melesat dari catatan per kuartal II-2024 yang tumbuhnya 4,42% yoy.
Adapun kinerja pertumbuhan investasi ini menjadi yang tertinggi sejak periode kuartal II-2021. Pada beberapa tahun terakhir, pertumbuhan investasi hanya di kisaran 3%-4%.
Pemerintah buka suara perihal pertumbuhan PMTB atau investasi ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa investasi yang tinggi ini berasal dari pengadaan belanja permesinan.
"Kalau mesin kan capital goods, capital goods berarti realisasi investasi," tegasnya.
Dia pun mengemukakan bahwa investasi permesinan ini didominasi oleh sektor swasta. Sayangnya dia tidak menjabarkan sektor apa yang melakukan investasi pengadaan mesin. Namun, dia melihat kemungkinan investasi permesinan ini berasal dari sektor logam.
"Komoditasnya kan macam-macam, ada yang permesinan bisa dari sektor logam yang tumbuhnya tinggi. Kalau pemerintah, capital goods-nya pemerintah," papar Airlangga.
Patut digarisbawahi, pernyataan Airlangga mengenai PMTB ini berlawanan dengan paparan BPS.
Melesatnya PMTB pada kuartal II-2025 ini, disebut BPS berasal dari belanja modal pemerintah yang tumbuhnya 30,37% yoy, terutama pada mesin dan peralatan, serta impor barang modal jenis mesin yang tumbuh 28,16% yoy.
Adapun, belanja modal pemerintah ini juga didorong oleh beberapa proyek yang tengah berjalan pada kuartal II-2025, yaitu:
- Proyek Strategis Nasional 3 Juta Rumah
- Proyek pembangunan jalan tol, contohnya: Ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Sesi IV dan Japek II Selatan di Jakarta
- Proyek Mass Rapid Transit Fase II A DKI Jakarta
- MRT Bali
- Tanggul Laut Fase C DKI Jakarta
- Terowongan Samarinda, Kalimantan Timur
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Investor 'Wait & See', Buat Ekonomi RI Loyo di Kuartal I-2025