
PENGURUS Besar Esports Indonesia (PBESI) menyampaikan perlunya orangtua mendampingi anak, terutama yang berumur di bawah 10 tahun, saat memainkan gim daring Roblox.
"Roblox bisa menjadi wadah eksplorasi kreativitas, bahkan titik awal untuk anak yang tertarik belajar coding atau desain gim," kata Wakil Ketua Bidang Kompetisi PB ESI Glorya Famiela Ralahallo, dikutip Jumat (8/8).
"Namun, perlu pendampingan orangtua yang aktif dan sadar teknologi agar manfaatnya maksimal dan risikonya bisa dikendalikan," tambahnya.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Ella mengemukakan bahwa saat ini Roblox merupakan salah satu gim yang populer di kalangan anak-anak.
Platform tersebut mencakup ribuan jenis permainan mini buatan pengguna dari seluruh dunia. Namun, konten di dalam gimnya banyak yang tidak tersaring dengan baik.
"Jadi, saran saya gim itu dimainkan di usia minimal 10 tahun. Tapi, kalaupun di bawah itu, harus dengan pengawasan orangtua yang super aktif, karena ada beberapa gim yang mengandung unsur kekerasan, horor, dan lain-lain," jelas Ella.
Wakil Manajer Esports Indonesia itu mengemukakan, orangtua baiknya tidak sekadar melarang anak bermain gim, tetapi mempelajari dunia digital yang dimasuki anak serta berusaha memberikan pendampingan yang dibutuhkan untuk menjaga mereka.
"Edukasi digital parenting penting di era sekarang, jadilah bagian dari perjalanan digital anak, bukan sekadar pengawas," katanya.
Menurut dia, gim juga bisa menjadi sarana belajar dan berinteraksi serta membuka peluang karier ;asal penggunaannya dilakukan dengan
bimbingan dan kontrol secara baik.
Guna menjaga anak dari paparan gim dengan konten negatif, Ella menyarankan para orangtua untuk memanfaatkan aplikasi yang dapat membantu mengontrol dan memantau akun permainan anak.
Penggunaan aplikasi semacam itu memungkinkan orangtua membatasi jenis gim yang dapat diakses oleh anak dan siapa saja yang bisa berinteraksi dengan anak saat bermain.
Orangtua juga dianjurkan membatasi waktu anak bermain gim dan berusaha memastikan anak melakukan aktivitas fisik dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik.
Di samping itu, orangtua perlu membangun komunikasi terbuka dengan anak agar dapat membicarakan aktivitas sehari-hari bersama anak, termasuk membahas permainan yang sedang disukai anak.
"Jangan lupa untuk cek akun dan history bermain anak secara berkala," kata Ella. (Ant/Z-1)