
PERSIAPAN menuju Kejuaraan Dunia Beladiri Sambo Remaja dan Junior 2025 terus dimatangkan. Pengurus Pusat Perkumpulan Sambo Indonesia (PP Persambi) menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang bergengsi itu yang akan berlangsung di JSI Resort Megamendung, Bogor, Jawa Barat, pada 1–6 Oktober 2025.
Ketua Umum PP Persambi Krisna Bayu mengungkapkan, progres persiapan saat ini telah mencapai sekitar 75 persen. Ia optimistis dengan waktu yang tersisa, Indonesia dapat menyambut kehadiran ratusan atlet dari berbagai negara dengan maksimal.
"Artinya kita sebagai bangsa Indonesia patut bangga untuk bisa terpilih menjadi tuan rumah kejuaraan dunia bela diri Sambo, lalu persiapan kita sejauh ini sudah kira-kira 75%," ujar Krisna dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (6/8).
Ia menekankan bahwa seluruh persiapan dilakukan secara gotong royong. "Indonesia sudah terpilih dan saya menjalankan astacita dari Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk memajukan olahraga prestasi," sebutnya.
Dukungan datang dari Federasi Internasional Sambo (FIAS) yang akan menyediakan berbagai perlengkapan pertandingan, mulai dari matras, pakaian, hingga pelindung kepala. Krisna menyebut pihaknya kini hanya tinggal menanti dukungan lebih lanjut dari pemerintah, khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Kami Persambi adalah organisasi yang dilindungi oleh Undang-undang. Merupakan tanggung jawab saya untuk meminta bantuan pemerintah. Kami sudah meminta audiensi ke pemerintah, mungkin dalam waktu dekat akan diagendakan," terangnya.
Hubungan Bilateral Indonesia-Rusia
Ia juga menilai kesuksesan penyelenggaraan kejuaraan ini dapat memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Rusia, terutama karena kerja sama olahraga antara kedua negara diperkuat saat Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Melihat kedekatan hubungan kedua kepala negara, Krisna mendorong agar Kemenpora turut memberikan dukungan penuh terhadap Kejuaraan Dunia Sambo, serta terhadap pengembangan cabang olahraga tersebut di Indonesia.
Ia bahkan berencana melakukan kunjungan resmi ke Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov. "Kami sudah berkirim surat ke Kedubes Rusia namun karena Pak Dubes masih di Rusia maka belum bisa bertemu. Namun akan diagendakan pertemuan dalam waktu dekat untuk membicarakan kejuaraan dunia nanti," jelasnya.
Kejuaraan ini akan diikuti sekitar 400 hingga 500 peserta dari 60 hingga 80 negara. Tujuh negara yang telah mengonfirmasi keikutsertaannya antara lain Rusia, Filipina, Azerbaijan, Kazakhstan, Armenia, Belanda, dan Rumania.
"Ya peserta sejauh ini baru tujuh negara saja (yang daftar), tapi sudah lebih dari 200 (peserta dan ofisial). Target kita 60–80 negara yang akan hadir," ujar Krisna.
Total ada 37 nomor pertandingan yang terbagi ke dalam kategori putra dan putri, baik kelompok usia remaja (16–18 tahun) maupun junior (18–20 tahun). Selain nomor sport sambo, nomor combat sambo juga akan dipertandingkan.
Menariknya, untuk pertama kalinya FIAS menyetujui penambahan nomor combat sambo bagi kategori junior putri, setelah sebelumnya hanya dipertandingkan untuk putra. Keputusan ini diambil usai pertemuan PP Persambi dengan FIAS di Singapura.
Ketua Panitia Pelaksana Arnold Silalahi mengungkapkan bahwa keputusan FIAS diambil setelah mendengar masukan dari negara-negara kawasan Asia-Oseania.
"Sebelumnya FIAS menganggap untuk perempuan itu pesertanya kurang banyak. Ternyata, setelah polling, lebih dari tujuh negara akan hadir dan di setiap kelasnya pun minimal itu harus 3–4 negara yang ikut serta," jelas Arnold.
Terkait persiapan kontingen Indonesia, seleksi atlet telah digelar di Padang pada bulan lalu. Namun, pemusatan latihan nasional belum bisa dimulai karena kendala anggaran.
"Sekarang masih desentralisasi. Nanti sebulan jelang penyelenggaraan kejuaraan dunia, akan tersentralisasi sambil menunggu anggaran," terang Krisna.
Dalam bela diri sambo, terdapat dua divisi yang dipertandingkan. Divisi sport sambo fokus pada teknik bantingan, kuncian, dan patahan. Sedangkan divisi combat sambo memperbolehkan serangan pukulan dan tendangan, dengan perlindungan tambahan bagi atlet. (Ndf/M-3)