ILO & UNICEF: Dunia Gagal Capai Target Hapus Pekerja Anak

1 month ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 ILO & UNICEFMasih ada sekitar 138 juta anak yang masih menjadi pekerja anak. Dok: ILO & UNICEF

Anak seharusnya memiliki momen indah yang dihabiskan untuk belajar dan bermain dengan teman sebayanya. Namun, ternyata masih ada di antara mereka yang dipaksa bekerja untuk mencukupi perekonomian keluarga.

Hal ini terungkap melalui laporan berjudul “Pekerja Anak: Estimasi Global 2024, Tren dan Jalan ke Depan” yang dirilis oleh International Labour Organization (ILO) dan UNICEF. Laporan ini dirilis dalam rangka memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak pada 12 Juni dan Hari Bermain Internasional pada 11 Juni.

Hasil laporan dari ILO dan UNICEF mengungkap bahwa pada 2024 ada hampir 138 juta anak di dunia yang masih menjadi pekerja anak. Sekitar 54 juta di antaranya terlibat dalam pekerjaan berbahaya yang kemungkinan besar membahayakan kesehatan, keselamatan, atau perkembangan mereka.

 ILO & UNICEFBanyak anak yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dok: ILO & UNICEF

Sektor pertanian jadi penyumbang terbesar pekerja anak, yaitu 61 persen, disusul sektor jasa 27 persen dan sektor industri 13 persen. Laporan yang sama menyebutkan bahwa anak laki-laki lebih banyak terlibat dalam pekerjaan anak. Namun jika pekerjaan rumah tangga yang tak dibayar dihitung, anak perempuan justru menanggung beban lebih besar, yaitu 21 jam per minggu.

Sebenarnya, angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 20 juta anak bekerja sejak 2020. Namun dunia tetap gagal mencapai target yang telah ditetapkan PBB pada 2015 untuk menghapus pekerja anak pada 2025.

“Dunia telah membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi jumlah anak yang dipaksa bekerja. Namun masih terlalu banyak anak yang harus bekerja di tambang, pabrik, atau ladang, seringkali dalam pekerjaan berbahaya demi bertahan hidup,” ungkap Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF dalam siaran pers yang diterima kumparanWOMAN pada Jumat (13/05).

Lewat laporan ini, ILO dan UNICEF mengungkap bahwa meskipun ada kemajuan, tapi masih ada anak yang kehilangan hak mereka untuk belajar dan bermain. Artinya, perjalanan menuju penghapusan pekerja anak masih panjang. Dilansir laman UN News, UNICEF dan ILO menyerukan solusi kebijakan terpadu yang bekerja lintas sektor pemerintahan, menangani masalah dari perspektif pendidikan, ekonomi, dan sosial.

 ILO & UNICEFMasih adanya anak yang bekerja mengartikan bahwa dunia telah gagal menghapus pekerja anak di tahun 2025. Dok: ILO & UNICEF

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa mengakhiri pekerja anak tidak dapat dicapai tanpa juga memikirkan kondisi yang mendorong keluarga untuk mengirim anak-anak mereka bekerja, yaitu kemiskinan. Selain itu, menegakkan hak orang tua juga penting, termasuk untuk berunding bersama dan hak untuk mereka mendapat pekerjaan yang aman.

“Kita tidak boleh lalai dengan kenyataan bahwa perjalanan menuju penghapusan pekerja anak masih panjang,” ucap Direktur Jenderal ILO, Gilbert F. Houngbo.

Catherine menambahkan, penghapusan pekerja anak dapat dicapai melalui serangkaian langkah konkret. Di antaranya adalah penerapan perlindungan hukum yang kuat, perluasan perlindungan sosial, investasi pada pendidikan yang gratis dan berkualitas, serta peningkatan akses terhadap pekerjaan layak bagi orang dewasa.

Dengan pendekatan ini, keluarga tidak perlu lagi mengandalkan tenaga anak-anak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

BACA JUGA
Read Entire Article