
Harga minyak dunia mengalami penurunan secara mingguan setelah sempat reli akibat konflik Israel-Iran. Hal ini karena pasar tak lagi mengkhawatirkan gangguan pasokan akibat konflik tersebut sehingga harga minyak menghentikan kenaikannya.
Dikutip dari Reuters, per Jumat (27/6) pukul 04.29 GMT harga minyak Brent naik tipis 35 sen atau 0,52 persen ke level USD 68,08 per barel. Sementara itu, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 40 sen atau 0,61 persen ke USD 65,64 per barel.
Meski naik tipis, secara keseluruhan harga minyak Brent dan WTI turun sekitar 12 persen dalam sepekan terakhir. Harga tersebut kini kembali ke level sebelum Israel memulai konflik dengan menembakkan rudal ke target militer dan nuklir Iran 13 Juni lalu.
Saat ini, pasar dan analis mengatakan mereka tidak melihat adanya dampak material dari krisis Israel-Iran terhadap pasokan.
“Jika tidak ada ancaman gangguan pasokan yang signifikan, kami tetap melihat minyak sebagai kelebihan pasokan yang mendasar, dengan neraca 2025 kami menunjukkan surplus sekitar 2,1 juta barel per hari (bph)," tulis analis Macquarie dalam catatan penelitiannya.
Para analis memperkirakan rata-rata harga minyak WTI ada di sekitar USD 67 per barel tahun ini dan USD 60 tahun depan.
Pada senin (23/6) lalu, harga minyak dibuka pada titik tertinggi dalam lima bulan setelah Amerika Serikat (AS) menyerang situs nuklir Iran pada akhir pekan lalu. Pada hari itu harga minyak mentah Brent naik USD 1,88 atau 2,44 persen menjadi USD 78,89 per barel pada pukul 11.22 GMT dan harga minyak WTI naik USD 1,87 atau 2,53 persen menjadi USD 75,71 per barel.
Kenaikan tipis Brent dan WTI di hari ini disebut dikarenakan data pemerintah AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar seminggu sebelumnya dengan aktivitas penyulingan dan permintaan meningkat.
"Pasar mulai mencerna fakta bahwa persediaan minyak mentah tiba-tiba sangat ketat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.