
Penjualan rumah pribadi baru di Singapura anjlok ke level terendah dalam enam bulan pada Juni 2025, tepat sebelum pemerintah memperkenalkan aturan baru untuk meredam lonjakan harga.
Mengutip Bloomberg, berdasarkan data Otoritas Penataan Ulang Perkotaan (URA) menunjukkan, pengembang hanya menjual 272 unit pada bulan lalu. Angka itu lxebih rendah dibandingkan 312 unit pada Mei, meski masih lebih tinggi dari penjualan pada Juni 2024.
Lonjakan minat beli rumah pada akhir 2024 telah mendorong harga properti di Singapura semakin tinggi, memperparah masalah keterjangkauan di salah satu pasar perumahan termahal di dunia.
Pemerintah pun terus menggulirkan berbagai kebijakan untuk menekan harga yang melonjak.
Awal Juli lalu, Singapura menaikkan pajak penjual rumah pribadi dan memperpanjang masa pembebanan dari tiga menjadi empat tahun bagi mereka yang menjual dalam waktu singkat.
Kebijakan ini ditujukan untuk menekan tren jual-beli cepat (flipping) demi keuntungan instan.
Pengembang merencanakan banyak peluncuran proyek baru pada Juli dan Agustus, setelah periode libur sekolah membuat Juni menjadi bulan yang lesu. Proyek massal pertama yang diluncurkan setelah aturan baru diberlakukan oleh CapitaLand Development, langsung habis dipesan akhir pekan lalu, melebihi total penjualan sepanjang Juni.
Namun, analis Citigroup Brandon Lee memperkirakan antusiasme ini akan teredam. Ia mencatat, dengan banyaknya proyek yang akan diluncurkan paruh kedua tahun ini, rata-rata penjualan awal diperkirakan hanya 30 persen-50 persen.