PT Pertamina Patra Niaga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengubah limbah dari dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi pakan bebek.
Melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin, Pertamina Patra Niaga menginisiasi program pemanfaatan limbah makanan dan menjadi bagian dari pengembangan ekonomi sirkular berbasis komunitas yang terintegrasi.
Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin, Andreas Yanuar Arinawan mengatakan dengan program ini, limbah organik yang dihasilkan dari dapur MBG kini tidak lagi menjadi sisa buangan yang mencemari lingkungan.
“Melalui inisiatif ini, kami menghadirkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional kami,” kata Andreas dalam keterangannya, Rabu (13/8).
Saat ini sudah ada tiga SPPG yang telah menjalin kerja sama dalam pengelolaan limbah, yaitu SPPG Mandai Bontoa 1, SPPG Mandai Bontoa 2, dan SPPG Biringkanaya Bakung 1.
Andreas menjelaskan sebanyak 100 hingga 150 kilogram limbah dapur MBG diangkut setiap hari. Kemudian limbah tersebut dipilah, ditimbang, dan diangkut oleh tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baji Mangngai.
Limbah tersebut diangkut menuju lokasi peternakan bebek milik Kelompok Laleng Kassie yang terletak di Dusun Tamarunang, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.
Andreas mengungkap Kelompok Laleng Kassie mampu memproduksi ratusan butir telur bebek segar setiap minggu secara konsisten, sejak program ini berjalan.
Selain itu, kelompok ini juga telah berhasil melakukan diversifikasi produk dengan mengolah telur menjadi telur asin berkualitas tinggi. Dengan demikian, produk yang dihasilkan juga memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan masa simpan yang lebih lama.
Pada akhirnya, program ini membantu meningkatkan pendapatan kelompok secara signifikan.
“Program ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam mendukung keberlangsungan usaha peternakan yang kami kelola bersama masyarakat,” ujar Ketua Kelompok Laleng Kassie, Maryama.
Selain itu, dia juga menilai pemanfaatan limbah makanan dari program MBG telah membantu peternak menekan biaya operasional, terutama biaya pakan yang memiliki porsi pengeluaran terbesar.
Selain digunakan untuk pakan bebek, limbah makanan juga dimanfaatkan untuk budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) yang menjadi sumber protein ternak berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Larva ini digunakan sebagai pakan tambahan bebek untuk meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi sampah yang tersisa di lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di desa.
Area Manager Communication, Relation, & CSR Sulawesi, Tengku Muhammad Rum mengatakan bahwa program ini menjadi bagian dari strategi CSR Pertamina Patra Ni...