INFO NASIONAL – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhidin, memimpin langsung Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalimantan Selatan yang digelar di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, pada Senin, 4 Agustus 2025.
Dalam rapat tersebut, Muhidin menegaskan pentingnya langkah cepat dalam menetapkan status siaga darurat karhutla, mengingat prediksi kekeringan ekstrem yang diperkirakan terjadi di pertengahan Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kementerian meminta daerah segera menetapkan status darurat jika memenuhi syarat. Saat ini, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kota Banjarbaru sudah menunjukkan indikasi tersebut, maka perlu segera ada kesepakatan bersama untuk menetapkan status darurat,” ujar Gubernur Muhidin.
Ia menjelaskan bahwa Pemprov Kalsel tengah melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan jadwal kunjungan dan proses penetapan status darurat secara resmi.
Sehubungan dengan hal itu, apel siaga yang semula direncanakan pada hari Selasa diundur ke Kamis, menyesuaikan dengan agenda kunjungan Menteri LHK dan Kepala BNPB.
“Karena koordinasi ini penting, kita akan laksanakan apel siaga Kamis nanti, surat keputusan tanggap darurat akan segera ditandatangani hari ini dan dilaporkan ke pusat,” kata dia.
Gubernur Muhidin turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bersiaga menghadapi karhutla, termasuk pemerintah daerah, TNI-Polri, serta tim posko yang tersebar di lima titik strategis.
Ia menyebut bahwa hingga kini telah terjadi 75 insiden karhutla di wilayah Kalsel, dengan sekitar 1.900 titik rawan api terdeteksi.
Namun demikian, Muhidin menekankan perlunya peningkatan efektivitas peralatan di lapangan. “Saya dengar pompa yang digunakan masih terlalu kecil. Ini harus jadi perhatian. Setiap posko sebaiknya memiliki pompa dengan daya semprot besar agar lebih efektif menjangkau luas lahan yang terbakar,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Muhidin juga meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memaparkan prakiraan cuaca terbaru, guna memperkuat strategi antisipasi. “Kami ingin tahu apakah pertengahan Agustus ini benar-benar memasuki musim kemarau panjang atau justru masih ada potensi hujan. Ini penting untuk mengantisipasi segala kemungkinan,” ujarnya.
Di akhir arahannya, Gubernur Muhidin meminta bupati dan wali kota se-Kalsel untuk melaporkan kondisi terkini serta kebutuhan di daerah masing-masing. Menurutnya, penyampaian kondisi aktual di lapangan akan sangat membantu dalam penyusunan kebijakan dan alokasi sumber daya.
“Setiap daerah pasti ada kekurangan, tapi kita mulai dulu dengan yang tersedia. Bantuan pusat akan kita upayakan jika nanti memang dibutuhkan secara luas,” pungkasnya.(*)