



Asap pekat membubung di langit kota Candelas, distrik Arouca, Portugal, pada Kamis (31 Juli 2025). Sejumlah pesawat pengebom air melintas di atas kawasan perbukitan yang terbakar hebat.
Badan penanggulangan bencana setempat bergabung dalam operasi besar-besaran untuk memadamkan kebakaran hutan yang melanda wilayah utara Portugal. Lebih dari seribu petugas pemadam kebakaran diterjunkan ke lapangan, berjuang melawan kobaran api yang meluas di tiga titik berbeda.
Situasi darurat ini memaksa pemerintah daerah menetapkan status siaga merah di sebagian besar wilayah Portugal. Langkah itu diambil akibat gelombang panas yang terus melanda selama berminggu-minggu, dengan suhu tinggi dan kelembaban rendah menciptakan kondisi ideal bagi api untuk menyebar dengan cepat.
Di Arouca, sekitar 300 kilometer di utara ibu kota Lisbon, kebakaran terbesar tercatat mulai berkobar sejak Senin. Akibatnya, puluhan warga desa terpaksa dievakuasi dari rumah mereka demi keselamatan, sementara jalur wisata terkenal Passadicos do Paiva ditutup sementara.
Sementara itu, di wilayah yang lebih utara lagi, api terus melalap taman nasional Peneda-Geres yang berbatasan langsung dengan Spanyol. Kebakaran yang telah berlangsung sejak Sabtu itu menyelimuti desa-desa sekitar dengan kabut asap tebal. Otoritas setempat pun beberapa kali mengeluarkan imbauan agar penduduk tetap berada di dalam rumah guna menghindari paparan asap beracun.
Portugal bukan satu-satunya negara yang harus menghadapi panas ekstrem musim panas ini. Fenomena gelombang panas yang semakin sering dan intens, dipicu oleh krisis iklim global, menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di berbagai belahan dunia.
