REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan-badan PBB merilis pernyataan bersama merespons dideklarasikannya bencana kelaparan di Jalur Gaza. Mereka mendesak gencatan senjata dan dibukanya akses bantuan kemanusiaan karena kelaparan di Gaza terus merenggut nyawa warga di sana.
Pernyataan bersama itu dirilis Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Program Pangan Dunia (WFP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (22/8/2025). FAO mengatakan, waega Gaza telah kehabisan pilihan untuk bertahan hidup. Macetnya pasokan bantuan kemanusiaan ditambah penghancuran lahan pertanian, ternak, perikanan, dan sistem pangan lainnya, memperburuk krisis di sana.
“Prioritas kita sekarang haruslah akses yang aman dan berkelanjutan untuk bantuan pangan skala besar,” ujar Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu Qu, dikutip laman Middle East Monitor, Sabtu (23/8/2025).
Dia menambahkan, akses terhadap pangan bukanlah sebuah privilese, melainkan hak asasi manusia yang mendasar. Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain.
Menurut McCain, peringatan bencana kelaparan di Gaza telah disampaikan dengan jelas selama berbulan-bulan. Dia berpendapat, pengiriman bantuan berskala besar adalah yang dibutuhkan Gaza saat ini. "Akses kemanusiaan penuh dan gencatan senjata kini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa,” katanya.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell juga menyampaikan bahwa peringatan tentang potensi bencana kelaparan di Gaza sudah berulang kali disampaikan. “Seperti yang telah berulang kali kami peringatkan, tanda-tandanya sangat jelas: anak-anak dengan tubuh yang kurus, terlalu lemah untuk menangis atau makan; bayi meninggal karena kelaparan dan penyakit yang dapat dicegah; orang tua yang datang ke klinik tanpa ada yang tersisa untuk memberi makan anak-anak mereka," ucapnya.
Dia mengingatkan, tanpa gencatan senjata segera dan akses kemanusiaan, kelaparan akan meluas dan jumlah anak-anak yang meninggal karenanya bakal bertambah. Russell mengatakan, anak-anak Gaza yang berada di ambang kelaparan membutuhkan terapi nutrisi yang disediakan UNICEF.
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, gencatan senjata di Gaza adalah sebuah keharusan mutlak. Menurutnya, dunia telah menunggu terlalu lama saat kematian tragis di Gaza terus meningkat.
"Gaza harus segera dipasok makanan dan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa dan memulai proses pemulihan malnutrisi," ujar Ghebreyesus, seraya menambahkan fasilitas-fasilitas medis di sana pun harus dilindungi.
Badan pemantau yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), melaporkan bahwa hingga 15 Agustus 2025, bencana kelaparan di Gaza telah dikonfirmasi dengan bukti yang memadai. Sesaat setelah IPC menyatakan hal tersebut, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Jumat, mengumumkan hal serupa. UNRWA mengatakan, bencana kelaparan memang sengaja diciptakan Israel, salah satunya dengan memblokade pasokan bantuan kemanusiaan.
Saat ini lebih dari 62.300 warga Gaza telah terbunuh akibat agresi Israel yang dimulai sejak Oktober 2023. Infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, tak luput dari serangan Israel.