
GERHANA bulan total selalu menghadirkan pemandangan langit yang memukau. Saat peristiwa ini berlangsung, bulan purnama masuk sepenuhnya ke dalam bayangan inti Bumi atau umbra. Saat itu Bulan akan berwarna merah yang mendapatkan julukan blood moon.
Tahap Perubahan Warna pada Bulan
Dalam gerhana bulan total, perubahan warna bulan terjadi secara bertahap. Awalnya, bulan perlahan kehilangan cahayanya ketika memasuki penumbra. Saat bulan masuk ke umbra, momen itu mengubah warnanya menjadi merah tua, oranye, sampai tembaga. Fase puncak yang disebut totalitas bisa berlangsung antara 30 menit hingga lebih dari satu jam.
Setelah itu, bulan secara perlahan kembali bersinar terang saat keluar dari bayangan Bumi. Menurut para astronom, ada tiga jenis gerhana bulan.
- Gerhana penumbra, saat bulan melewati bayangan luar Bumi. Warna dari bulan akan sedikit meredup.
- Gerhana sebagian, ketika sebagian permukaan bulan masuk ke umbra, menimbulkan efek bayangan gelap di sebagian sisi bulan.
- Gerhana total, saat bulan sepenuhnya tertutup umbra. Di sini fenomena bulan merah terlihat jelas.
Alasan Bulan Berubah Menjadi Warna Merah
Bulan tampak merah saat gerhana bulan total karena cahaya matahari melewati atmosfer Bumi sebelum sampai ke bulan. Saat itu, cahaya matahari yang berwarna biru lebih mudah “tersapu” atau tersebar oleh partikel di udara, sehingga tidak sampai ke bulan.
Sementara itu, cahaya merah yang punya gelombang lebih panjang bisa menembus atmosfer dan diteruskan ke permukaan bulan. Akibat bayangan Bumi, bulan tidak tampak gelap total, melainkan berwarna merah-oranye karena memantulkan cahaya dari atmosfer Bumi. Inilah yang membuat bulan terlihat merah saat gerhana, mirip warna langit saat matahari terbenam.
National Aeronautics and Space Administration (NASA) menggambarkan fenomena ini seolah-olah seluruh matahari terbit dan matahari terbenam di Bumi diproyeksikan ke permukaan bulan. Efek inilah yang dikenal dengan istilah Rayleigh Scattering.
Faktor Penentu Warna
Walau namanya blood moon, warna yang dihadirkan bergam. Menurut Badan Cuaca Nasional AS (National Weather Service), tingkat kecerahan dan warna bulan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer Bumi.
Debu, uap air, awan, kabut, hingga abu vulkanik yang melayang di atmosfer dapat memengaruhi warna yang kita lihat. Karena itu, bulan bisa tampak merah tua, cokelat, oranye, hingga merah muda.
Selain itu, posisi bulan di dalam umbra juga memengaruhi tampilannya. Bagian bulan yang lebih dekat ke pusat bayangan tampak lebih gelap. Sedangkan, sisi yang lebih jauh terlihat lebih terang. Warna ini pun terus berubah selama bulan bergerak melewati bayangan Bumi. (Space/Z-2)