
KETUA Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Sultan B. Najamudin, mengajak pemuda Islam untuk mengambil peran strategis dalam memperkuat demokrasi dan menyiapkan kepemimpinan menuju Indonesia Emas 2045. Pesan ini disampaikan Sultan dalam Orasi Kebangsaan pada Muktamar XIV Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) yang digelar di Syahida Inn, UIN Jakarta, Selasa (2/9).
Dalam orasinya, Sultan menegaskan bahwa pemuda Islam memiliki tanggung jawab besar sebagai generasi penerus untuk menjaga nilai-nilai demokrasi, memperjuangkan keadilan, dan menjadi motor perubahan bangsa. Menurutnya, demokrasi bukan sekadar prosedur politik, melainkan jalan untuk mewujudkan keadilan sosial dan persatuan nasional.
“Pemuda Islam harus berani tampil sebagai pemimpin yang berintegritas, berwawasan luas, dan berlandaskan nilai-nilai Islam. Demokrasi bukan sekadar prosedur politik, tetapi jalan untuk mewujudkan keadilan sosial dan persatuan bangsa,” tegas Sultan.
Sultan menjelaskan, ada tiga peran penting yang harus diemban pemuda Islam dalam membangun demokrasi. Pertama, pemuda harus berani aktif dalam proses politik, baik melalui pemilu, organisasi kemasyarakatan, maupun lembaga legislatif. “Jadilah bupati, anggota DPR, atau senator di DPD RI, bukan untuk kekuasaan, tetapi demi pengabdian kepada umat dan bangsa,” ujarnya.
Kedua, pemuda Islam diharapkan menjadi pengawas dan kontrol sosial agar jalannya pemerintahan tetap sesuai dengan prinsip keadilan dan transparansi. Ia menekankan, penyampaian aspirasi dan kritik harus dilakukan secara damai dan tertib sesuai semangat demokrasi dan ajaran Islam.
Ketiga, pemuda Islam harus menjadi inovator dan pembaharu dengan menghadirkan ide-ide segar dan solusi kreatif dalam menghadapi tantangan bangsa. Sultan menilai, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengutamakan pendidikan dan inovasi. “Bangsa besar adalah bangsa yang mengutamakan pendidikan dan inovasi. Pemuda Islam harus menjadi pionir perubahan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan juga menyinggung tantangan demokrasi yang dihadapi bangsa saat ini, mulai dari polarisasi politik, disinformasi digital, hingga krisis global. Menurutnya, generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga persatuan nasional dan menyiapkan masa depan Indonesia. Ia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang dinilai responsif terhadap aspirasi masyarakat dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, organisasi kepemudaan, dan masyarakat sipil.
“Indonesia Emas 2045 tidak boleh hanya menjadi slogan. Pemuda Islam, termasuk kader Al Washliyah, harus bersatu, berinovasi, dan berkontribusi untuk kejayaan bangsa,” ungkap Sultan.
Sultan menutup orasinya dengan mengajak pemuda Islam untuk menjadikan demokrasi Indonesia bukan hanya sekadar proses politik, tetapi sarana menuju keadilan sosial, persatuan umat, dan kemuliaan bangsa di mata dunia. (H-1)