Falling Walls Lab (FWL) Indonesia 2025, sebuah kompetisi yang didukung penuh oleh Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman, bagi para inovator muda untuk mengkompetisikan ide-ide cemerlangnya dalam waktu tiga menit saja, digelar di Petra Christian University (PCU) Surabaya.
Ajang kompetisi ini menghadirkan para inovator muda dari lintas disiplin terbaik di seluruh Indonesia. Mereka berbagi ide-ide visioner yang berpotensi “menerobos batas”, mempromosikan sains dan inovasi, serta menghubungkan talenta muda dengan komunitas riset dan akademik internasional.
“Kami menyambut kembali rekan-rekan dari Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman, DAAD Regional Office Jakarta, institusi internasional ternama dari Jerman di Kampus PCU. Kegiatan ini menegaskan komitmen kami menyiapkan lulusan dengan future skills, terutama kemampuan komunikasi untuk menyampaikan ide-ide kompleks secara jelas dan singkat,” ujar Rektor PCU, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., Sabtu (23/8).
Sejak pertama kali dibawa ke Indonesia, Falling Walls Lab (FWL) sudah menjadi wujud komitmen DAAD untuk mendorong pertukaran akademik dan menghubungkan talenta muda dengan ekosistem inovasi global.
Sebagai tuan rumah, PCU mampu menciptakan suasana yang inspiratif dan suportif, sekaligus memperkuat posisi Surabaya sebagai salah satu pusat keunggulan akademik dan inovasi di Indonesia.
Format presentasi dari setiap peserta sangatlah unik, yaitu hanya dalam waktu tiga menit dan tiga slide saja. Mereka ditantang untuk menyampaikan ide secara singkat, jelas, dan menarik. Kemampuan ini sangat krusial, terutama bagi mereka yang ingin bersaing di kancah internasional.
Tahun ini (2025), 20 finalis dari berbagai latar belakang akademik, mulai dari sarjana hingga doktor mempresentasikan ide-ide terobosan di bidang STEM dan teknologi, ilmu sosial, hingga kedokteran.
Setelah putaran presentasi yang menginspirasi, gelar juara pertama diraih oleh Fadhilah Trya Wulandari dengan proyek Breaking the Wall of Climate Injustice for People with Disabilities, sebuah ide yang memikat juri berkat orisinalitas, kejernihan, dan potensi transformasinya.
Alfred Susanto meraih posisi kedua lewat Breaking the Wall of Unrecyclable Plastics, yang dinilai memiliki penerapan yang kuat dan dampak signifikan.
Sementara itu, juara ketiga diberikan kepada Resda Syahrani dengan Breaking the Wall of Breast Cancer Treatment, konsep yang memadukan kreativitas tinggi dan dedikasi untuk menjawab persoalan mendesak.
Sebagai juara pertama, Fadhilah Trya Wulandari akan mewakili Indonesia di ajang Falling Walls Lab Global Finale di Berlin pada 6 November 2025, bergabung dengan para inovator muda dari seluruh dunia untuk mempresentasikan ide mereka di hadapan juri internasional bergengsi.
Sementara itu, Dr. Guido Schnieders, Direktur DAAD Regional Office Jakarta mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang luar biasa apik dari Petra Christian University, sehingga FWL Indonesia 2025 ini sukses besar.
“Kolaborasi yang erat ini menunjukkan dedikasi kami dalam mendorong inovasi dan kepemimpinan. Membuktikan bahwa sains dan pemikiran visioner dapat melampaui batas dan menyatukan orang dari berbagai latar belakang,” tambah Dr. Guido.
Kesuksesan Falling Walls Lab Indonesia 2025 di PCU menjadi bukti bahwa kemitraan antara perguruan tinggi dan organisasi internasional dapat menciptakan ruang kolaboratif bagi lahirnya ide-ide transformatif untuk masa depan.