Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Fahri Hamzah menegaskan bahwa janji pembangunan 3 juta rumah dari Presiden Prabowo tidak boleh diingkari. Pasalnya, hal itu sudah terlontar dalam masa kampanye lalu.
"Sebelum kampanye sudah muncul ke rakyat janji 3 juta rumah. Jadi hadirin, saya ingin tegaskan janji 3 juta rumah itu adalah janji ke rakyat yang tidak mungkin berubah, ini janji kampanye," kata Fahri Hamzah dalam forum Musyawarah Daerah (MUSDA) REI DKI Jakarta 2025 di Jakarta, Kamis, (7/8/2025).
Belakangan muncul keraguan akan program 3 juta rumah ini bisa berjalan, setelah hampir satu tahun berkuasa sejak 20 Oktober lalu, program Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) baru mencapai 190.335 unit per 5 Agustus 2025.
Pembagiannya yakni terdiri dari 40.967 unit dalam proses pembangunan dan akad jual-beli serta 149.368 unit yang kreditnya telah aktif berjalan. Namun Fahri menyebut janji pembangunan 3 juta rumah tidak bisa dilupakan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
"Dalam undang-undang, kalau pejabat publik berjanji nggak dilaksanakan kena delik kebohongan publik, itu udah dijanjikan, jadi nggak bisa ditarik kembali, teman-teman jangan lesu, masih ada barang itu," ujar Fahri Hamzah.
Sektor perumahan bakal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan ratusan rantai pasok di bawahnya maka geliat ekonomi pun bakal lebih berjalan.
"Banyak ekonom yang prediksi maksimal pertumbuhan 4,7% tapi bisa 5,2% karena Ada tombol-tombol yang bisa mengakselerasi pertumbuhan, salah satunya hilirisasi, perumahan juga kita bisa hilirisasi," ujar Fahri Hamzah.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ada 15 Juta Orang di Indonesia Yang Belum Punya Rumah