REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir menegaskan, penguatan ekosistem haji, umrah, dan sektor ekonomi syariah harus menjadi bagian dari strategi besar menjadikan Indonesia sebagai mercusuar ekonomi syariah dunia.
Menurut Erick, Indonesia memiliki potensi besar, tetapi selama ini belum dimaksimalkan secara optimal. Ia mencontohkan keberhasilan konsolidasi perbankan syariah melalui merger Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Bank Syariah itu kan awal-awalnya mungkin di ranking Bank Nasional masih di luar 10 besar. Sekarang sudah lima besar. Lalu kalau kita lihat juga ketika kita awal-awal menggabungkan ranking Bank Syariah Indonesia itu di dunia, mungkin ranking di atas 10. Sekarang sudah masuk, kalau tidak salah sembilan besar," ujar Erick dalam wawancara bersama Republika di Jakarta, Ahad (10/8/2025).
Erick optimistis, jika konsolidasi terus dilakukan, BSI berpeluang masuk lima besar dunia, bahkan diikuti oleh pendatang baru seperti Bank Syariah Negara yang baru lahir.
"Kalau kita konsolidasikan, bukan tidak mungkin BSI akan tembus top lima dunia sebagai syariah banking dan menyusul nanti juga Bank Syariah Negara yang baru lahir ya, mungkin bisa juga top 10," ucap Erick.
Lebih lanjut, Erick menekankan pentingnya berkompetisi dengan bangsa lain, tetapi dengan fokus mengoptimalkan pasar domestik.
"Kita fokusnya bagaimana market dalam negeri ini kita konsolidasikan, kita efisiensikan, kita profesionalkan, kita buat transparan, pelayanan juga maksimal buat bangsa kita, dan tentu kita lihat bagaimana secara ekonomikalnya ini akan terus bertumbuh. Dan akhirnya ekosistem ini berpihak kepada kita," katanya.
Ia menegaskan, arah kebijakan ekonomi syariah harus kembali pada kepentingan rakyat Indonesia.
"Jangan kita membangun sebuah ekosistem yang berpihak kepada orang lain. Kita harus benar-benar berpihak kepada tentu ekonomi dan bangsa kita," jelasnya.