
Panggung utama FuntaZtic.ly by BRI di Tennis Indoor Senayan, Minggu (27/7) malam, ditutup dengan penampilan penuh pesona dari musisi muda asal Inggris, Elliot James Reay. Sebagai penampil puncak, Elliot menghadirkan atmosfer magis lewat suara khas dan permainan gitarnya yang intim namun kuat.
Membawakan lagu andalannya I Think They Call This Love, Elliot sukses menyentuh emosi penonton dan menciptakan resonansi lintas budaya dalam waktu singkat. Karismanya yang tenang dan penuh perasaan menjadikannya sebagai bintang malam itu, menandai akhir dari perjalanan musikal yang berlapis emosi dari haru, nostalgia, hingga euforia dalam satu panggung megah.
Sebelumnya, suasana sudah dibangun lewat deretan penampilan dari musisi-musisi papan atas Tanah Air yang memikat dengan gaya dan warna masing-masing.
Kemunculan Ziva Magnolia langsung memikat. Mengenakan gaun hitam anggun dan high heels, Ziva menyapa penonton dengan senyum hangat. Tak butuh waktu lama, suara khasnya yang lembut namun kuat langsung membetot perhatian.
Lewat lagu-lagu seperti Peri Cintaku, Pilihan yang Terbaik, Terlukis dengan Indah, Cukup, dan Tertarik, Ziva mengajak penonton tenggelam dalam rasa, namun bukan rasa sedih yang sepi, melainkan galau yang dirayakan bersama-sama.
Tak sekadar menyanyi, Ziva pun lihai menjalin kedekatan dengan audiens. Celetukan ringan seperti, “Aku duduk yah, pegel hehehe,” disambut tawa dan sorak sorai.
Interaksi hangat itu membuat suasana panggung terasa intim, seolah Ziva adalah sahabat dekat yang tengah curhat lewat lagu.
Setelah larut dalam emosi bersama Ziva, giliran Hivi! yang mengubah atmosfer menjadi pesta. Tampil dengan formasi terbaru Febrian Nindyo, Ilham Aditama, dan Keisha Cinantya, Hivi! menyuguhkan semangat dan keharmonisan yang kental lewat lagu-lagu up-beat mereka. Penonton pun tak tahan untuk ikut berdiri dan bergoyang bersama.
Aksi panggung Hivi! membuktikan kekompakan dan chemistry mereka yang kuat. Ditutup dengan lagu andalan Siapkah Kau ‘Tuk Jatuh Cinta Lagi, seluruh venue serempak bernyanyi, menciptakan momen magis yang sulit dilupakan.
Malam makin dalam saat Tulus naik ke panggung. Dengan tampilan sederhana blazer navy dan sepatu kets putih Tulus menyuguhkan delapan lagu penuh makna: Satu Kali, Jatuh Suka, Monokrom, Sewindu, Sepatu, Interaksi, Hati-Hati di Jalan, dan Tujuh Belas sebagai penutup.
Suasana berubah syahdu. Setiap lirik yang ia lantunkan seperti mengetuk kenangan dan perasaan para penonton. Tidak ada koreografi megah atau kostum mencolok, hanya suara, musik, dan emosi yang jujur. Dan itu sudah cukup membuat penonton terdiam, larut, dan kagum.

Lyodra membawa angin segar dengan koreografi centil dan penampilan penuh semangat. Ia membuka dengan Sana Sini Mau, disusul Malu-Malu Tapi Nyaman bersama dua penari latar, menciptakan atmosfer panggung yang energik namun tetap elegan.
Namun sisi emosionalnya muncul dalam lagu-lagu seperti Terlalu Cinta, Menyesal, Tak Dianggap, Tak Selalu Memiliki, hingga Pesan Terakhir. Sebagai pamungkas, Sang Dewi dilantunkan penuh penghayatan, membuat penonton terpukau dan bersiap menyambut penampil terakhir malam itu Elliot James Reay. Nikmati kemudahan transaksi di setiap momen spesial dengan BRImo dan nantikan keseruan selanjutnya!