Ekonomi Sulit Capai 5% di Q2, Ekonom: Konsumsi Warga RI Masalahnya!

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pengumuman resmi realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 oleh BPS besok, Selasa (5/8/2025), sejumlah ekonom pesimistis angka produk domestik bruto (PDB) RI bisa mencapai 5%.

Artinya, angka PDB RI pertumbuhannya tak akan lebih baik dari kuartal I-2025 yang hanya tumbuh 4,87% secara tahunan (yoy).

Ekonom yang juga merupakan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, pada kuartal II-2025 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berada pada kisaran 4,7%-4,8% yoy, disebabkan tekanan dari sisi konsumsi rumah tangga efek melemahnya daya beli masyarakat.

"Proyeksi kami memang di bawah pertumbuhan kuartal I, di kisaran 4,7-4,8%. Penyebab perlambatannya itu memang di konsumsi rumah tangga, di kisaran 4,75-4,85%," ucap Faisal kepada CNBC Indonesia, Senin (4/8/2025).

Faisal mengatakan, selain konsumsi rumah tangga yang kinerjanya kian buruk akibat daya beli masyarakat melemah, komponen lainnya pertumbuhan PDB seperti net ekspor juga masih belum banyak berkontribusi karena pada kuartal II-2025 surplus neraca perdagangan kian menyusut.

"Belanja pemerintah juga diperkirakan masih negatif, ini juga berpengaruh terhadap perlambatan. Mungkin yang sedikit lebih cepat adalah di investasi, yang kita perkirakan sudah di atas 3% dari yang kuartal I hanya tumbuh 2%," tegas Faisal.

Walaupun pemerintah sudah menggelontorkan berbagai stimulus melalui paket kebijakan ekonomi hingga kuartal II-2025, Faisal memperkirakan ekonomi RI tak akan tumbuh lebih kencang dari kuartal I-2025. Tak mengherankan, karena kuartal II-202 sudah sepi faktor musiman yang sebetulnya tak mampu mendorong lebih cepat pertumbuhan pada kuartal I.

"Jadi overall tetap lebih lambat dari Q1 walaupun ada stimulus paket kebijakan pemerintah untuk dorong konsumsi itu kan relatif sangat terbatas, dan diberikannya juga jelang akhir kuartal II, jadi artinya tidak banyak membantu pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga," tegasnya.

Pandangan serupa disampaikan oleh ekonom yang menjadi Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia turut menegaskan bahwa pertumbuhan kuartal II-2025 hanya akan di kisaran 4,5-4,7% yoy, karena tidak ada lagi pendorong musiman setelah lebaran.

"Dan daya beli sedang lesu, PMI Manufaktur juga terkontraksi, sementara lapangan kerja ekspektasi nya melemah. Bahkan sebagian industri tengah bersiap efisiensi besar besaran terimbas tarif AS dan lonjakan impor produk dari AS," tegas Bhima.

"Kita berada pada perfect storm, badai yang sempurna baik dari sisi eksternal dan internal. Kuartal ke III dan ke IV nampaknya bisa lebih berat," paparnya.

Kian melemahnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ini membuat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun tidak akan mencapai target pemerintah di kisaran atas 5%.

Berdasarkan Kajian Tengah Tahun Indef, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran 4,5% hingga akhir tahun 2025, melambat dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan pertama 4,8%.

Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, Riza A. Pujarama menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi telah termoderasi dengan mempertimbangkan berbagai dinamika, baik domestik maupun global.

Salah satunya, faktor eksternal seperti dampak negosiasi tarif impor antara Pemerintah RI dengan Amerika Serikat yang dapat berkontribusi terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,031%.

"Penurunan tersebut masih dalam rentang proyeksi kami, sejalan dengan ekspektasi makro Indef," ujar Riza dalam diskusi publik, Selasa (29/7/2025).

Lebih lanjut, Indef menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional ini mencerminkan persoalan struktural yang serius, terutama dari sisi domestik.

"Persoalan utama terletak pada penurunan daya beli, yang terlihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terbatas," dikutip dari Kajian Tengah Tahun Indef Juli 2025,

Tak hanya itu, Indef mencatat konsumsi pemerintah pun menunjukkan perlambatan. Diiringi dengan komponen investasi yang diukur dari Pertumbuhan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB), juga hanya tumbuh di bawah 3%.

"Pertumbuhan komponen ekonomi domestik yang terbatas dan goncangan ekonomi global dinilai dapat menurunkan pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional," kata Indef.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Nasib Ekonomi RI di Tangan Pemerintah, Belanja Harus Digas!

Read Entire Article