Aksi demo hingga perusakan terjadi beberapa hari ini di sejumlah daerah termasuk di Jakarta. Demo bermula dari tuntutan agar tunjangan DPR dihapus. Demo lalu berubah jadi anarkistis.
Belum lagi ada peristiwa tewasnya driver ojol, Affan Kurniawan, karena dilindas rantis polisi. Gelombang massa semakin besar dan muncul di berbagai daerah.
Menyikapi perkembangan situasi nasional akhir-akhir ini, Rektor Prof Arif Satria meminta DPR dan pemerintah lebih mengedepankan empati terhadap masalah yang dihadapi rakyat. Arif juga ingin DPR dan pemerintah lebih sensitif terhadap penderitaan rakyat.
"Kami menghormati kebebasan setiap warga negara untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasi sebagaimana dijamin konstitusi, meminta DPR RI dan pemerintah untuk lebih sensitif dan berempati terhadap masalah rakyat," kata Arif dalam Pembukaan Dies Natalis ke-62 IPB University (1/9) di Kampus Dramaga.
Berikut enam pernyataan sikap resmi IPB University merespons kondisi bangsa ini:
1. Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi nasional yang tengah berlangsung dengan diwarnai aksi kekerasan dan tindakan anarkistis yang tidak saja menelan korban jiwa tetapi juga kerusakan sejumlah fasilitas umum dan lainnya di berbagai kota. Atas peristiwa itu kami menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya para korban, mengecam pihak-pihak yang melakukan anarkistis, serta menyerukan agar aparat negara senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban dengan pendekatan humanis, persuasif, profesional, dan menghindari tindakan represif. Negara harus selalu hadir dalam melindungi segenap rakyat Indonesia.
2. Kami mengimbau seluruh elemen bangsa untuk mengedepankan kebersamaan, persaudaraan dan persatuan dalam menghadapi situasi nasional akhir-akhir ini, teriring harapan agar semua pihak berkomitmen menahan diri dan berupaya menciptakan suasana yang tenang, damai, dan kondusif.
3. Kami mengingatkan seluruh elemen bangsa, khususnya warga IPB University agar waspada terhadap provokasi yang tidak bertanggung jawab, dan tetap menjaga diri, mengendalikan emosi, serta menghindari tindakan yang dapat merugikan keselamatan pribadi maupun orang lain. Sebagai insan akademik yang menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, setiap aspirasi warga IPB University hendaknya disampaikan berdasarkan data dan fakta, dengan cara beradab sesuai koridor hukum dan etik yang mencerminkan kualitas intelektual serta integritas moral. Mari kita senantiasa berpikir kritis, memilah sumber informasi dengan cermat, serta menolak penyebaran hoaks yang dapat merusak nalar sehat dan keutuhan bangsa.
4. Kami menghormati kebebasan setiap warga negara untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasi sebagaimana dijamin konstitusi, meminta DPR RI dan pemerintah untuk lebih sensitif dan berempati terhadap masalah rakyat, mengedepankan dialog dan musyawarah dalam mencari solusi atas berbagai persoalan bangsa, khususnya berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, ketahanan pangan, ketimpangan ekonomi, kepastian investasi, ketidakadilan sosial, konflik agraria, serta korupsi yang berpotensi mengganggu kesejahteraan umum dan menghambat upaya pencapaian Indonesia Emas 2045.
5. Kami mengimbau pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk terus mengawal dan menjaga ketahanan pangan nasional, mengingat pangan merupakan faktor penting penentu stabilitas ekonomi dan politik baik jangka pendek maupun panjang. IPB University tetap terus berkomitmen untuk berkontribusi maksimal dan menjadi bagian dalam gerakan nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan.
6. Kami mengimbau warga IPB University tetap fokus dan bekerja keras dan cerdas melalui pendidikan, riset, dan inovasi untuk mewujudkan ketahanan pangan serta kemajuan agromaritim Indonesia.
“Kami mendoakan agar pemerintah, lembaga negara, aparat keamanan, dan seluruh pihak dapat segera memulihkan keadaan sehingga bangsa Indonesia dapat mewujudkan masa depan dengan optimisme,” tutur Arif.
“Dengan semangat intelektual, sikap kritis, dan menjunjung tinggi nilai kebangsaan, mahasiswa dan warga IPB University diharapkan terus berkontribusi positif bagi masy...