Home > News Monday, 01 Sep 2025, 16:22 WIB
Hilangnya sensitivitas dan empati para elite politik atas kondisi masyarakat menjadikan kekesalan itu memuncak.

Cegah Amuk Massa, Lesbumi NU Ingatkan Tanggap Baca Ayat-ayat Kauniyah
SAJADA.ID, SURABAYA--Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jawa Timur mengajak insan-insan kreatif dan masyarakat umumnya, untuk tanggap membaca fenomena sosial. Termasuk terkait amuk massa, kecakapan bertindak membaca Ayat-ayat Kauniyah, Ayat-ayat yang tergelar sebagai tanda-tanda zaman.
Tindakan destruktif terjadi dalam gelombang demonstrasi yang marak, baik di Jakarta, Surabaya dan sejumlah kota lain di Indonesia. Anarkhisme bisa dicegah bila para pemimpin dan elite politik mampu membaca fenomena sosial danenyikapinya dengan bijaksana.
Hal itu terungkap dalam kegiatan acara Launching Buku Puisi "Pengantin Bulan Domba" karya Didik Wahyudi. Kegiatan Lesbumi PWNU Jatim ini terkait "Pesta Puisi Kemerdekaan di Ujung Bulan", dihadiri puluhan Seniman, penyair, dan aktivis Lesbumi di Jawa Timur.
"Hilangnya sensitivitas dan empati para elite politik atas kondisi masyarakat menjadikan kekesalan itu memuncak. Bila kemudian terjadi amuk massa, aksi sosial dan demontrasi, hal itu merupakan pelepasan dari kekesalan dan kejengkelan yang tak terkendali, " kata Riadi Ngasiran, Ketua Lesbumi PWNU Jatim, dalam keterangan pers, Senin (1/9/2025) yang diterima redaksi sajada.id.

Saat ini, diingatkan Riadi, saat yang tepat bagi para elite politik, pemimpin pemerintahan, untuk melakukan koreksi diri. Koreksi atas tindakan dan ucapan mereka yang seolah tanpa kontrol itu.
"Ketika kaum lemah dan dilemahkan, kaum mustadh'afin tanpa perhatian, dan merajalelanya keserakahan di antara para elite politik, dengan praktik korupsi, kolusi, yang pertunjukkan setiap saat, membuat kekesalan itu semakin sempurna, " tutur Riadi Ngasiran, yang juga esais dan pemerhati kebudayaan.
Ayat-ayat Kauniyah
Terkait Launching Buku Puisi "Pengantin Bulan Domba" karya Didik Wahyudi, tampil sebagai pembahas Penyair Nasional Mardi Luhung dan Peneliti Sastra Ribut Wijoyo.
Pada Ahad, 31 Agustus 2025, pukul 13.00 WIB di Aula KH Bisri Syansuri, PWNU Jawa Timur, Jln Masjid Al-Akbar Timur no 9, Gayungan Surabaya, diawali pembacaan puisi oleh penyair Nur Aziz Asmuni dan Haidar Hafeez dari Pasuruan.
Juga Penyair Sastra Jawa Suharmono Kasiyun (aktivis Lesbumi PWNU dan dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) dan KH Chamim Kohari dari Mojokerto. Juga ada Gus Ahmed Miftahulhaq, dari Pesantren Ngelom Sepanjang yang aktif di dunia sastra Universitas Negeri Surabaya, serta Afif Mahmudah, turut membaca puisi karya Didik Wahyudi.
Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info