Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan angka ekspansif sektor manufaktur yang ditunjukkan berbagai data indikator, termasuk indeks kepercayaan industri (IKI) serta Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI.
"Kalau kita lihat dari IKI ini terlihat bahwa kondisinya terus menerus positif, terus menerus ekspansif dan pada Agustus 2025 tercatat di level 53,55. Dan PMI yang baru saja dirilis oleh S&P Global ini tercatat pada level 51,5. Ini menandakan optimisme pelaku usaha terhadap prospek industri," kata Agus di dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Jika dilihat dari utilisasi, rata-rata utilisasi di sektor manufaktur atau IPM pada Januari sampai Juli 2025 tercatat di angka 62,10%. Angka ini masih menunjukkan banyaknya ruang bagi manufaktur untuk dapat mengoptimalkan kapasitas produksi nasional atau kapasitas produksi di pabrik masing-masing.
"Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan adalah perluasan akses pasar, baik global maupun perlindungan akses pasar domestik, termasuk dengan cara penguatan kerja sama internasional dan juga promosi produk-produk nasional di kancah dunia," sebut Agus.
Sementara, Global Manufacturing Value Added atau MVA pada tahun 2024 yang dirilis oleh Bank Dunia menunjukkan, nilai MVA Indonesia pada tahun 2024 mencapai 265,07 miliar dolar Amerika, jauh melampaui rata-rata MVA dunia yang sebesar hanya USD 78,73 miliar.
"Pencapaian ini menempatkan Indonesia masuk ke dalam 15 negara dengan nilai MVA tertinggi, dan tepatnya pada tahun 2024 kita sudah naik ke posisi ke-13 sebagai negara yang mencatat atau mencatat MVA tertinggi dunia," sebut Agus.
"Di Asia Tenggara tentu kita pasti lebih tinggi dari negara-negara lain, dan ranking kedua MVA di Asia Tenggara atau ASEAN itu diduduki oleh Thailand dan jumlah atau nilai MVA-nya hanya setengah dari jumlah atau nilai MVA yang dicatat atau dicatat oleh Indonesia," lanjutnya.
Meskipun di Asia, Indonesia masih di bawah Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan. Tapi Ia meyakini dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan bisa melampauinya.
"Kalau kita bisa menerapkan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk sektor manufaktur, kita akan mudah bisa menyusul negara-negara yang tadi saya sampaikan, yang tadi saya sebut, ada beberapa negara yang kami sudah hitung yang akan lebih mudah kita susul," sebut Agus.
Foto: Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Siaga! Manufaktur Kena Pukulan Beruntun-Pengusaha Cemas Tarif Trump