
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan menemukan 11 orang anak positif tertular penyakit campak berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Labkesda Provinsi Jawa Barat. Kasus penyakit campak itu ditemukan selama tahun 2025. Sementara itu, ada belasan pasien lainnya yang telah sembuh setelah sempat mendapat perawatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan konndisi para pasien campak itu masih relatif aman dan tidak membahayakan dibanding degan daerah lain. Selain itu, tidak ada kematian akibat campak di wilayahnya.
"Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah menemukan 11 orang anak positif tertular penyakit campak dari hasil pemeriksaan laboratorium Labkesda Provinsi Jabar. Karena, awalnya anak sakit dan langsung memeriksakan ke Puskesamas. Ada dugaan bergejala campak dan petugas kesehatan mengambil sampel hingga dikirim laboratorium, hasilnya positif," katanya, Rabu (3/9).
Ia mengatakan, kasus penyakit campak di Kota Tasikmalaya tidak menyebar karena tidak berbahaya, tapi untuk menghindari dari gejala sakit berat harus dilakukan agar penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I).
"Kami dari Dinas Kesehatan terus gencar melakukan vaksin campak dengan sasaran lebih dari 6 ribu orang balita selama bulan Januari hingga Juli 2025. Para ibu yang memiliki balita supaya memeriksakan anaknya agar penyakit campak yang telah terjadi dapat dicegah dengan imunisasi," ujarnya.
Menurut Asep, penyakit campak telah terjadi di berbagai daerah. Untuk itu, Dinkes akan berupaya melakukan edukasi, termasuk memperbanyak capaian imunisasi kepada anak dan melakukan investigasi, penyelidikan epidemiologi, serta pengambilan sampel darah pada pasien campak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dikirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat.
"Petugas kesehatan akan melakukan ring vaksinasi campak, terutama kelompak balita di wilayah yang ditemukan pasien campak dengan memberikan vitamin A dan memperkuat capaian imunisasi campak. Imunisasi campak akan menyasar balita, anak, dan anak sekolah dengan menyiapkan obat vaksin untuk perawatan termasuk pengobatan pasien," paparnya. (AD/E-4)