“Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif, yang merupakan salah satu penopang industri nasional,” kata Menteri Perindustrian, Agung Gumiwang Kartasasmita saat pertemuan di Jepang lewat keterangan resminya.
Agus bilang, saat bertemu dengan prinsipal raksasa otomotif Jepang seperti Toyota, Daihatsu, dan Suzuki, ketiganya menyambut baik permintaan dan memahami kekhawatiran yang diutarakan pemerintah Indonesia.
“Komitmen mereka kami apresiasi. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung stabilitas industri otomotif di Indonesia,” imbuhnya seraya menegaskan pihaknya berusaha menjaga agar pasar otomotif domestik tetap kompetitif dan menarik.
Satu sisi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, anggotanya berupaya untuk mengikuti arah pemerintah. Kendati produsen disebutnya dalam masalah penjualan yang pelik.
"Kami sedang mengusahakan hal tersebut, berkali-kali Menperin mengimbau kami agar tak terjadi pemutusan hubungan kerja. Meskipun kami agak menderita dengan penjualan yang menurun ini," ujar Nangoi saat ditemui di BSD, Tangerang akhir pekan lalu.
Nangoi menambahkan, sejumlah pabrikan saat ini menetapkan strategi untuk tidak menambah jumlah karyawan untuk sementara waktu. Secara paralel, Gaikindo melakukan komunikasi dengan semua anggotannya, terutama yang sudah memiliki ekosistem industri manufaktur di dalam negeri.
Kementerian Perindustrian mencatat, industri kendaraan bermotor di Indonesia saat ini memiliki skala besar. Untuk segmen kendaraan roda empat, terdapat 32 pabrikan dengan kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.
Industri ini menyerap sekitar 69,39 ribu tenaga kerja dan telah merealisasikan investasi hingga Rp 143,91 triliun. Sedangkan roda dua dan tiga, melibatkan 73 pabrikan dengan kapasitas produksi 10,72 juta unit per tahun. Industri ini menyerap sekitar 30,31 ribu tenaga kerja dan mencatat investasi sebesar Rp 30,4 triliun.
Salah satu pemain besar yang sudah lama berada di Indonesia, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) menyatakan komitmen untuk tidak melakukan PHK. Namun, dampak dari situasi pasar saat ini ternyata turut dirasakan oleh rantai pasok industri otomotif.
“Artinya, tentunya bukan hanya kami yang suffering ya, karena produksi turun, otomatis biaya fixed cost juga harus ditanggung lebih tinggi kan berarti untuk per unitnya. Teman-teman supplier di akhirnya mengalami masa-masa sulit," kata Managing Director PT SIM, Shodiq Wicaksono di Tangerang belum lama ini.
Ia menggambarkan situasi tersebut mirip saat pasar dilanda pandemi Covid-19, yang mana tidak hanya aktivitas penjualan saja, tetapi juga aktivitas produksi kendaraan menjadi terhambat karena pembatasan ruang gerak orang-orang di tempat umum.