Meski daya beli masyarakat menurun, hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur. Kawasan warisan dunia UNESCO ini justru mengalami transformasi, baik dari sisi pengelolaan maupun kualitas pengunjung.
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) selaku pengelola Candi Borobudur menyebutkan bahwa meski jumlah pengunjung tidak sebanyak sebelum pandemi COVID-19, kualitasnya kini meningkat.
“Kalau dulu kelasnya B atau menengah, sekarang sudah naik kelas A. Rata-rata pengunjung yang naik ke candi benar-benar wisatawan berkualitas,” ujar Commercial/Customer Experience Group Head PT TWC, AY Suhartanto saat ditemui kumparan di kawasan Candi Borobudur, Yogyakarta belum lama ini.
Adapun, harga tiket naik ke Candi Borobudur saat ini Rp 120 ribu, sudah termasuk sandal upanat buatan warga sekitar serta jasa pemandu. Sementara tiket masuk kawasan tetap Rp 50 ribu. Skema ini memberikan multiplier effect yang tentunya juga melibatkan masyarakat, dari penyedia sandal, pemandu wisata, hingga operasional lainnya.
“Dulu sempat muncul rumor harga naik sampai Rp 750 ribu. Itu tidak benar. Faktanya, wisatawan lokal cukup membayar Rp 50 ribu untuk masuk kawasan, dan Rp 70 ribu tambahan jika ingin naik ke candi. Tiket ini pun selalu sold out,” tegasnya.
Mengenai kuota, saat ini masih dibatasi 1.200 orang per hari, namun pengaturannya lebih fleksibel dibanding tahun lalu. Wisatawan bisa naik dan turun sesuai kondisi, tidak lagi kaku dengan sistem satu jam.
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Candi Borobudur
Sementara itu, Pgs. Commercial Group Head PT TWC, Yusuf Eko Nugroho mengatakan bahwa sebelum pandemi, Borobudur mampu menarik 4-6 juta wisatawan per tahun. Namun pada 2024, angka tersebut hanya sekitar 1,5 juta.
Meski demikian, tren menunjukkan pemulihan, terutama di musim tertentu. Juli-Agustus didominasi wisatawan mancanegara hingga 75 persen, sementara musim libur sekolah, Lebaran, Natal, dan Waisak banyak diisi wisatawan domestik.
Pasar utama Borobudur berasal dari Malaysia dan Singapura, yang kunjungannya stabil sepanjang tahun. Sementara dari Eropa, Belanda menempati urutan pertama, disusul Tiongkok, Perancis, Spanyol, dan Italia. Jepang dan Korea yang dulu sempat masuk 10 besar kini menurun.
“Strategi kami memang berbeda untuk tia...