
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia kembali mengalami penurunan. Pada Maret 2025, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau setara 8,74 persen dari total populasi.
Angka ini menurun 0,1 persen poin dibandingkan September 2024. Jika dihitung secara absolut, penurunan mencapai 0,2 juta orang dalam enam bulan terakhir.
"Sebagai perbandingan pada September 2022 dibandingkan Maret 2022, kemiskinan meningkat 0,03 persen. Kemudian sejak Maret 2023 sampai Maret 2025 kemiskinan berangsur-berangsur mengalami penurunan," kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (25/7).

Ateng juga merinci penduduk miskin di wilayah perkotaan berada di angka 6,73 persen. Sementara itu, di daerah pedesaan, persentase kemiskinan tercatat sebesar 11,03 persen. Angka ini lebih rendah dibanding September 2024 yang masih di level 11,34 persen.
Data ini dihimpun lewat Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) edisi Maret 2025. Namun, proses pengumpulan datanya dimajukan ke Februari karena bertepatan dengan bulan Ramadan, yang biasanya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.
Penurunan angka kemiskinan ini sebelumnya juga telah disampaikan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Kepala BPS (Amalia Adininggar) lapor ke saya angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut menurun, ini BPS yang bicara," ujar Prabowo saat berbicara di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (20/7).