“Sementara itu, potensi luas panen jagung pipilan pada Agustus-Oktober 2025 diperkirakan sebesar 0,60 juta hektare,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/9).
Dari sisi produksi, jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada Juli 2025 tercatat 1,46 juta ton. Jumlah ini naik 0,10 juta ton atau 7,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,36 juta ton. Potensi produksi pada Agustus-Oktober 2025 diperkirakan mencapai 3,62 juta ton.
Jika dihitung sejak Januari hingga Oktober 2025, total luas panen jagung pipilan diperkirakan 2,35 juta hektare. Angka ini naik 0,10 juta hektare atau 4,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Luas panen jagung yang dicatat melalui Survei KSA terbagi dalam tiga kategori, yakni panen hijauan, panen muda, dan panen pipilan. Untuk periode Januari-Juli 2025, luas panen jagung pipilan mencapai 1,75 juta hektare, sementara panen hijauan 0,07 juta hektare dan panen muda 0,25 juta hektare.
Selain itu, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen (JPK-KA 28 persen) pada Juli 2025 tercatat 1,97 juta ton, naik 0,14 juta ton atau 7,46 persen dibandingkan Juli 2024 yang sebesar 1,84 juta ton.
“Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh pada hasil Survei KSA Juli 2025, potensi produksi JPK-KA 28 persen pada Agustus-Oktober 2025 diperkirakan sebanyak 4,90 juta ton,” ungkap Pudji.
Secara total, produksi JPK-KA 28 persen pada Januari-Oktober 2025 diproyeksikan mencapai 18,40 juta ton. Jumlah tersebut naik 0,70 juta ton atau 3,98 persen dibandingkan 17,70 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
BPS juga mencatat sepuluh provinsi utama penghasil jagung JPK-KA 28 persen sepanjang Januari hingga Oktober 2025 meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Gorontalo, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.