Berobat Pakai Asuransi Tak Lagi Ditanggung Penuh, Pasien Harus Bayar 10 Persen

1 month ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 ShutterstockIlustrasi periksa ke dokter. Foto: Shutterstock

Mulai 1 Januari 2026, peserta asuransi kesehatan tak lagi bisa berobat tanpa biaya tambahan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan skema co-payment atau pembagian risiko, sebagai kewajiban dalam semua produk asuransi kesehatan, baik konvensional maupun syariah, yang menggunakan skema ganti rugi (indemnity) maupun pelayanan kesehatan terkelola (managed care).

Aturan baru ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 7/SEOJK.05/2025. Dalam beleid tersebut, peserta wajib menanggung minimal 10 persen dari total klaim, sekalipun nilai pengobatan sepenuhnya tercantum dalam polis.

“Produk Asuransi Kesehatan harus menerapkan pembagian risiko (co-payment) yang ditanggung oleh Pemegang Polis, Tertanggung atau Peserta paling sedikit sebesar 10% (sepuluh persen) dari total pengajuan klaim,” demikian tertulis dalam beleid OJK tersebut, Kamis (5/6).

Untuk menjamin perlindungan konsumen, OJK menetapkan batas maksimal yang harus dibayar peserta: Rp 300.000 untuk rawat jalan dan Rp 3 juta untuk rawat inap per klaim. Namun, batas ini dapat diperbesar jika disepakati antara perusahaan asuransi dan pemegang polis serta tertulis di dalam polis.

“Untuk rawat jalan Rp 300.000 per pengajuan klaim dan untuk rawat inap Rp 3.000.000 per pengajuan klaim,” tulis aturan itu.

Menurut OJK, pembagian biaya ini bertujuan memperkuat manajemen risiko dan menjaga kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Skema ini juga diharapkan bisa menekan praktik over-klaim yang selama ini membebani sistem.

 Suphaksorn Thongwongboot/ShutterstockIlustrasi asuransi. Foto: Suphaksorn Thongwongboot/Shutterstock

Lebih lanjut, perusahaan asuransi kini juga diperbolehkan menyesuaikan besaran premi berdasarkan riwayat klaim nasabah dan inflasi biaya kesehatan. Artinya, premi bisa naik saat perpanjangan polis atau bahkan di luar periode tersebut, asalkan ada persetujuan dari peserta.

“Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, dan Unit Syariah pada Perusahaan Asuransi memiliki kewenangan untuk meninjau dan menetapkan Premi dan Kontribusi kembali (repricing) pada saat perpanjangan Polis Asuransi berdasarkan riwayat klaim Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta dan/atau tingkat inflasi di bidang kesehatan,” bunyi beleid itu.

Namun, skema co-payment tidak berlaku untuk asuransi mikro yang menyasar kelompok berpenghasilan rendah.

Alasan OJK

OJK menegaskan kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi perilaku konsumtif dalam pemanfaatan layanan asuransi kesehatan.

“Maksud dan tujuan pengaturan co-payment adalah mencegah moral hazard dan mengurangi penggunaan layanan kesehatan oleh peserta secara berlebihan (over-utilitas). Diharapkan pemegang polis, tertanggung atau peserta menjadi lebih bijaksana dan prudent dalam menggunakan asuransi kesehatan,” tulis OJK.

Selain menekan penggunaan berlebih, kebijakan ini juga dimaksudkan untuk menahan laju kenaikan premi agar tetap terjangkau di masa depan.

Kewajiban co-payment ini berlaku untuk semua jenis asuransi, termasuk asuransi kumpulan yang biasa digunakan dalam program kerja sama perusahaan dengan karyawan.

Menanggapi keberatan sebagian pihak, terutama dari penyelenggara asuransi kumpulan yang selama ini lebih fleksibel atau tailormade, OJK menegaskan tidak ada pengecualian.

“Dengan adanya SEOJK asuransi kesehatan ini diharapkan adanya perubahan ekosistem jaminan kesehatan yang lebih baik, sehingga tetap diterapkan pada asuransi kumpulan,” terang OJK.

Dalam praktiknya, perusahaan sebagai pemegang polis bisa saja menanggung porsi biaya co-payment tersebut, tergantung pada kesepakatan kerja dengan karyawan. Satu hal yang dipastikan OJK, tidak akan ada lagi produk asuransi kesehatan tanpa co-payment.

Read Entire Article