Liputan6.com, Jakarta Banyak mitos seputar kebiasaan minum air, salah satunya adalah anggapan bahwa tidak boleh terlalu banyak minum sebelum tidur. Kekhawatiran ini sering muncul karena potensi gangguan tidur akibat sering buang air kecil di malam hari. Namun, apakah benar demikian dan seberapa besar dampaknya bagi kesehatan?
Faktanya, hidrasi yang cukup sangat penting bagi tubuh sepanjang hari, termasuk menjelang waktu istirahat. Keseimbangan cairan berperan vital dalam berbagai fungsi organ, dari metabolisme hingga menjaga suhu tubuh. Oleh karena itu, memahami porsi dan waktu yang tepat menjadi kunci untuk mendapatkan manfaat hidrasi tanpa mengganggu kualitas tidur.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai dampak minum air sebelum tidur, berdasarkan pandangan para ahli dan penelitian ilmiah. Selain itu juga penjelasan mengapa kebiasaan ini bisa menjadi masalah bagi sebagian orang, serta memberikan panduan praktis agar Anda tetap terhidrasi dengan baik tanpa mengorbankan istirahat malam.
Banyak Minum Sebelum Tidur Mengakibatkan Nocturia dan Mengganggu Kualitas Tidur?
Mengutip dari Verywell Health, Jumat (1/8) salah satu alasan utama mengapa banyak orang menghindari minum banyak air sebelum tidur adalah risiko nocturia, yaitu kondisi sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
Kondisi ini dapat memecah siklus tidur alami, menyebabkan tidur tidak nyenyak dan kelelahan di pagi hari. Terutama bagi individu yang memiliki kandung kemih sensitif atau kondisi kesehatan tertentu, efeknya bisa lebih terasa.
Menurut para ahli kesehatan, gangguan tidur akibat nocturia tidak hanya mengurangi durasi istirahat, tetapi juga kualitasnya. Tidur yang terfragmentasi dapat memengaruhi fungsi kognitif, suasana hati, dan bahkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan hidrasi dan menjaga kontinuitas tidur.
Tubuh memiliki mekanisme alami untuk memperlambat produksi urine saat tidur, namun asupan cairan berlebih dapat membebani sistem ini. Ginjal akan terus memproses cairan yang masuk, yang pada akhirnya memicu keinginan untuk buang air kecil. Hal ini menjadi alasan mengapa banyak orang merasa tidak boleh terlalu banyak minum sebelum tidur.
Waktu yang Tepat Minum Air Putih Sebelum Tidur
Meskipun ada potensi gangguan, hidrasi yang optimal tetap krusial untuk kesehatan secara keseluruhan. Minum air yang cukup membantu melumasi sendi, mengatur suhu tubuh, dan mengangkut nutrisi ke seluruh sel. Dehidrasi, bahkan ringan, dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.
Waktu terbaik untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh adalah sepanjang hari, bukan hanya di satu waktu. Membagi asupan air secara merata dari pagi hingga sore dapat membantu tubuh tetap terhidrasi tanpa membebani ginjal menjelang malam.
Dalam keterngan lain, Verywell Health juga mengatakan bahwa minum air putih sebelum tidur juga sangat baik untuk kesehatan untuk mencegah dehidrasi semalaman. Namun hindari minum berlebihan terutama satu hingga dua jam sebelum tidur untuk menghindari gangguan tidur karena nocturia Ini juga memungkinkan tubuh untuk memproses dan mengeluarkan cairan sebelum Anda berbaring.
Para ahli menyarankan untuk fokus pada hidrasi di siang hari dan mengurangi asupan cairan signifikan satu hingga dua jam sebelum tidur. Pendekatan ini memungkinkan tubuh untuk memproses sebagian besar cairan sebelum Anda memasuki fase tidur nyenyak. Dengan demikian, Anda tetap terhidrasi tanpa harus khawatir terbangun di tengah malam.
Tips Mengatur Asupan Cairan Malam Hari
Dikutip dari Healthline, Anda bisa mulai dengan melakukan cara berikut agar tetap terhidrasi maksimal dan terhindar dari gangguan tidur,:
- Penuhi kebutuhan cairan sejak pagi hingga sore
- Jangan menumpuk minum air di malam hari. Ini membantu menghindari kelebihan cairan sebelum tidur.
- Batasi minum 1–2 jam sebelum tidur
- Untuk mengurangi risiko buang air kecil di malam hari (nocturia).
- Jika haus sebelum tidur, minum hanya sedikit
- Cukup 1 gelas kecil (±200 ml) atau beberapa teguk saja.
- Hindari minuman berkafein dan alkohol malam hari
- Kafein dan alkohol bersifat diuretik, bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.
- Perhatikan warna urin sebagai indikator hidrasi
- Warna urin kuning muda menunjukkan tubuh cukup terhidrasi.
- Catat pola minum dan buang air jika sering terbangun malam
- Membantu identifikasi kebiasaan yang mengganggu tidur.
- Konsultasi dengan dokter jika punya kondisi medis tertentu
- Seperti diabetes, gangguan ginjal, atau mengonsumsi obat diuretik.