
BADAN Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pasokan beras ke pasar tetap berjalan, meskipun beberapa ritel modern sempat mengalami kekosongan beras premium. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa kondisi ini terjadi karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.
“Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan. Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label. Misalnya broken 15 persen, kadar air 14 persen, dan derajat sosoh minimal 95 persen. Kalau sudah sesuai, mereka akan kembali kirim ke modern market,” ujar Arief, Selasa (2/9).
Arief juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras.
Beras yang disalurkan pemerintah merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog. Sebagaimana diketahui, stok CBP saat ini mencapai 3,9 juta ton menjadi angka yang cukup kuat dalam menopang upaya pengendalian inflasi dan stabilitas pasokan dan harga pangan.
“Beras adalah komoditas strategis yang sensitif terhadap inflasi. Karena itu, Badan Pangan Nasional akan terus memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga beras melalui intervensi pasar, agar daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas pangan nasional tetap terjamin,” pungkas Arief. (Fal/M-3)