KETUA Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia enggan menjawab pertanyaan soal Setya Novanto. Novanto, yang baru-baru ini bebas bersyarat, merupakan eks Ketua Umum Golkar sekaligus mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hari ini, Bahlil menghadiri rapat kerja dengan Komisi XII di gedung parlemen untuk membahas dan menetapkan asumsi dasar sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta membahas pengantar rencana kerja dan anggaran atau RKA Kementerian ESDM tahun 2026. Turut hadir dalam rapat itu Wakil Ketua DPR Adies Kadir, yang menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Fungsi Kebijakan Publik 1 di partai beringin.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Rapat hanya berlangsung sekitar 20 menit. Seuai rapat, Sekretaris Jenderal Golkar Muhammad Sarmuji terlihat memasuki ruangan. Beberapa waktu kemudian, Bahlil didampingi Adies dan Sarmuji keluar dari ruang rapat Komisi XII DPR.
Ketika ditanya mengenai Novanto, Bahlil bungkam dan hanya mengatupkan kedua tangannya. “Saya hari ini sebagai Menteri ESDM ya,” ujarnya di kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Setya Novanto terjerat perkara korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. Dia dihukum 15 tahun penjara dalam kasus itu pada 24 April 2018. Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat menilai Novanto terbukti melakukan korupsi proyek e-KTP tahun anggaran 2011-2013.
Novanto kemudian mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung. Putusan Peninjauan Kembali itu mengabulkan permohonan Novanto yang dibacakan pada Rabu, 4 Juni 2025. Dalam putusannya, hakim PK memangkas hukuman Novanto menjadi 12 tahun 6 bulan penjara, denda Rp 500 juta, dan uang pengganti Rp 49,052 miliar.
Setelah putusan PK tersebut, Novanto lantas mendapatkan bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat, pada 16 Agustus 2025.
Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia juga sempat merespons soal peluang Setya Novanto masuk kepengurusan dewan pimpinan pusat di bawah Bahlil Lahadalia. Doli menegaskan Setya Novanto tidak pernah menyatakan keluar dari Partai Golkar. Sebaliknya, Golkar juga tidak pernah memecat Novanto sehingga dia masih merupakan kader Golkar.
Ia juga mengatakan tidak ada larangan Setya Novanto, yang kini berstatus mantan terpidana korupsi, untuk masuk kepengurusan partai selama dia bersedia. Namun ia mengungkapkan secara kultural tidak mungkin Novanto menjadi pengurus karena sudah menjadi ketua umum Golkar.
“Jadi mungkin secara kultural, kalaupun memang Pak Novanto masih bersedia, mungkin enggak di eksekutifnya lah. Karena dia senior, kan nggak mungkin di bawahnya Pak Bahlil jadi pengurus,” kata Doli saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 Agustus 2025.