Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), Arsjad Rasjid mendorong agar semakin banyak perusahaan, termasuk pengusaha UMKM, untuk menerapkan kewirausahaan sosial atau social entrepreneurship. Dengan cara itu, keuntungan bisnis dapat menjadi sarana menciptakan perubahan sosial.
"Kewirausahaan sosial adalah cara berbisnis yang menggabungkan ketajaman dalam melihat peluang dengan ketulusan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada," ujarnya di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Arsjad Rasjid menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara pada sesi Bincang Karya bertajuk Bisnis Bukan Tujuan, Tapi Jalan untuk Membawa Perubahan. Sesi itu merupakan bagian dari Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025.
Adapun, Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 merupakan platform kolaboratif tahunan yang bertujuan memperkuat ekonomi kerakyatan yang digelar PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dan merayakan 112 tahun kiprah Sampoerna di Indonesia.
Arsjad juga menjelaskan, kewirausahaan sosial bukan berarti melupakan profit. Sebaliknya, keuntungan dapat digunakan sebagai sarana menciptakan perubahan sosial. Saat ini, pemerintah telah memfasilitasi model bisnis itu dengan payung hukum PT Kewirausahaan Sosial (PTKS) atau Social Enterprise yang sangat dekat dengan nilai-nilai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Dia mencontohkan, usaha Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang membangun ribuan sekolah yang dikelola secara profesional serta berdampak bagi banyak orang. Hal ini, katanya, juga dapat dilakukan oleh pengusaha UMKM.
Salah satu UMKM yang melakukan itu, katanya, ialah Du Anyam asal NTT yang memasarkan kerajinan anyaman dari bambu. Produk Du Anyam tidak hanya masuk ke pasar global, tetapi juga membantu ekonomi para ibu-ibu pengrajin anyaman.
"Bayangkan setiap produk yang dijual tidak hanya memberikan cuan tapi juga memperkuat kesejahteraan petani, ibu rumah tangga dan anak-anak. Inilah wajah baru dunia usaha Indonesia, bukan hanya bertahan tapi juga berdampak sosial," tambahnya.
Menurutnya, Indonesia punya modal besar untuk menerapkan kewirausahaan sosial. Pasalnya, Indonesia memiliki semangat gotong-royong yang merupakan salah satu nilai yang dihidupi sehari-hari karena merupakan bagian dari ekonomi Pancasila.
Untuk sampai ke tahap itu, kata Arsjad, pengusaha perlu menerapkan memiliki nilai BAIK atau akronim dari berani, anamah, inisiatif dan konsisten. Dia merinci berani merujuk pada semangat untuk mencoba.
"Berani untuk gagal, tapi yang paling penting berani untuk bangkit lagi," tegasnya.
Selanjutnya, amanah berarti menjalankan bisnis dengan penuh integritas. Dari pengalamannya sebagai pengusaha, lanjut Arsjad, kepercayaan adalah suatu aset yang sangat berharga.
Berikutnya, inisiatif yang merujuk pada sikap tidak menunggu untuk disuruh. Sebaliknya, terus bergerak dan berkembang. Menurutnya, setiap langkah kecil jika dilakukan dengan konsisten akan menjadi besar.
"Terakhir konsisten karena apapun idenya, sehebat apa pun ide, tanpa eksekusi yang konsisten, hal itu hanya menjadi wacana," tambahnya.
Arsjad melanjutkan, Presiden Prabowo saat ini sedang mendorong Indonesia Incorporated di mana memberikan penekanan pada kolaborasi lintas sektor baik pemerintah, swasta, UMKM, media dalam satu visi pembangunan ekonomi nasional.
Menurutnya, hal itu bukan sekadar jargon tetapi sebuah pendekatan operasional. Salah satu contoh nyata Indonesia Incorporated itu Sampoerna Retail Community (SRC) yang berkolaborasi dengan sejumlah BUMN.
"Ada 250.000 toko SRC yang dipimpin oleh pengusaha-pengusaha yang mayoritas ibu-ibu. Sekarang beras misalnya bisa dibeli di SRC bekerja sama dengan pemerintah melalui BULOG," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada ajang Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025, SRC meningkatkan kolaborasi dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) sejumlah BUMN seperti Perum BULOG, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, PT Pos Indonesia, PT Pertamina Retail dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Melalui kerja sama itu, toko SRC di seluruh Indonesia memperluas jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) yang membantu masyarakat mendapatkan askes pangan berkualitas dari BULOG.
Melalui kerja sama dengan BRI, toko SRC bisa mendapatkan akses permodalan melalui program Tabungan SRC powered by BRImo. Kolaborasi dengan Pos Indonesia memungkinkan SRC membantu memperluas distribusi meterai resmi dan titik layanan logistik di seluruh Indonesia sehingga masyarakat di daerah terpencil pun dapat mengakses layanan publik dengan lebih mudah dan efisien.
Melalui kerja sama dengan Pertamina, SRC dapat menjadi pangkalan resmi Pertamina untuk memastikan distribusi pasti gas LPG yang merata dan tepat sasaran bagi masyarakat. Pada saat bersamaan, kolaborasi dengan Telkomsel memungkinkan akses digital bagi pengusaha UMKM dan masyarakat melalui layanan internet tetap (fixed broadband) di toko-toko SRC.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: XL Smartfren Resmi Merger: Arsjad Rasjid Pastikan Tak Ada PHK