BMKG menyebut aktivitas Sesar Lembang di Jawa Barat mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini harus diwaspadai.
Sesar ini membentang dari timur hingga barat dan memiliki panjang sekitar 29 kilometer mulai dari Kabupaten Bandung sampai Kabupaten Bandung Barat.
"Hasil monitoring BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga: (1) M1,8 - 24 Juli 2025 (2) M2,1 - 28 Juli 2025 (3) M1,9 - 14 Agus. 2025 dan (4) M1,8 - 15 Agus. 2025," kata Kepala Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Minggu (17/8).
Ia menjelaskan, para pakar selalu mengingatkan bahaya Sesar Lembang bukan tidak berdasar. Baik pakar geologi (tektonik), geodesi (dinamika kerak bumi), seismologi (gempa) mengamini itu semua.
"BMKG membuktikan bahwa Sesar Lembang adalah sesar aktif yang patut diwasapadai."
Ia menjelaskan, waspada terhadap sesar aktif itu upaya konkretnya (tindakan nyata dan terukur yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Yaitu aman dan selamat dari gempa) adalah dengan memastikan bangunannya aman, tahan gempa (dengan struktur yang kuat dengan besi tulangan-serta mengancu building code-aturan bangunan tahan gempa).
"Atau ramah gempa (karena bahan bangunan berbahan ringan dari bahan kayu dan bambu yang didesain menarik sehingga fleksibel saat terjadi gempa)."
Masyarakat juga bisa lebih siap dalam menata interior rumah supaya tidak membahayakan saat terjadi guncangan gempa, mengupayakan perabotan dan furnitur dalam rumah dapat dijadikan sebagai tempat berlindung saat gempa.
"Juga menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa (jatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau lantai-lindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh-berpegangan erat pada tempat berlindung)," urainya.
"Menyediakan peralatan untuk selamat, serta memahami keterampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi. Selanjutnya dapat keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda," tutup dia.