Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut fenomena Rojali dan Rohana hanya isu yang dibuat-buat. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekomomian, Airlangga Hartarto menyoroti fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana) di sela-sela konferensi pers di kantornya, di Jakarta, pada Selasa (5/8/2025). Menurutnya, itu isu yang dibuat-buat.
Sejumlah kalangan menyebut munculnya rojali dan rohana karena ada sinyal penurunan daya beli masyarakat. Sehingga konsumen berhati-hati dalam berbelanja. Airlangga menilai fakta di lapangan tidak demikian adanya. "Terkait rohana dan rojali, ini isu yang ditiup-tiup, faktanya berbeda," kata Menko Perekonomian.
Sebelum sampai pada pernyataan tersebut, terlebih dahulu ia menjelaskan maksudnya. Menurut Airlangga, data BPS menunjukkan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2025, masih positif di angka 4,97 persen. Pola konsumsi masyarakat yang memilih belanja online juga tinggi. BPS turut merilis data terkait hal itu.
Tahun lalu, tidak terdata. Secara kuartal to kuartal di 2025, transaksi retail online dan marketplace tumbuh 7,55 persen. Kemudian yang berganti dari transaksi fisik ke online juga tinggi. "Salah satu contoh yang tumbuhnya tinggi adalah personal care dan kosmetik itu naik mendekati 17 persen. Lalu produk rumah tangga dan kantor itu juga Rp 72,8 triliun, growth-nya adalah 29,38 persen," ujar Airlangga.
Ia menerangkan, transaksi yang pindah dari fisik ke online meningkat pesat. Di tahun 2018 ada 280 juta, tahun lalu sudah 3,24 miliar. Berlanjut ke kinerja keuangan sektor retail. Menurut Airlangga, terdapat tiga perusahaan pabrik dan satu minimarket, yang pertumbuhan transaksinya mendekati 5 persen. Dua dari perusahaan itu, memiliki banyak outlet di mal.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 menyentuh angka 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY). Dengan demikian Indonesia Kembali ke jalur 5 persen. Airlangga menyebut, negara ini hanya kalah dari China, dan salah satu yang tertinggi dalam kelompok G20.
sumber : Antara