Lampung Geh, Bandar Lampung — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) mencatat masih ada sepanjang 92 kilometer ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi belum pernah dilakukan pembangunan (aspal). Kepala Dinas BMBK Provinsi Lampung, M. Taufiqullah mengatakan, ruas jalan tersebut tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Kabupaten Tanggamus, Way Kanan, dan Tulang Bawang. “Ruas jalan tersebut di antaranya Kiluan-Simpang Umbar, Simpang Umbar-Putih Doh, Blok 9 Sanggi, Blok 9 Suoh itu semua ada di Tanggamus. Kemudian di arah Way Kanan itu Kasui-Air Ringkih sampai batas Sumsel itu juga belum kita aspal, terus Blambangan Umpu-Sri Rejeki, Sri Rejeki-Bumi Harjo. Terus di Kabupaten Tulang Bawang, Simpang Unit 8-Gedung Aji, Gedung Aji-Umbul Mesir itu yang belum diaspal,” ujar Taufiqullah, saat diwawancarai Lampung Geh, Selasa (26/8).
Ia menjelaskan, kendala utama pembangunan jalan tersebut terletak pada ketersediaan anggaran. “Kalau terkait kendala kan pasti dana. Kalau ada dananya pasti sudah kita aspal. Tapi kalau terkait dengan progres rencana ke depan kita juga akan membangun secara bertahap. Misalnya nanti kalau ada uang pinjaman, misalnya kalau ada di APBD atau dari sumber-sumber lain,” jelasnya. Taufiqullah memperkirakan kebutuhan biaya pembangunan seluruh ruas jalan yang belum teraspal hampir mencapai Rp1 triliun. “Kalau misalkan 92 ruas dikalikan 10 miliar aja kira-kira itu sudah Rp920 miliar semua, tapi kita lihat secara bertahap. Karena kita melihat Lintas Harian Rata-Rata (LHR) juga, untuk membangun itu harus kita lihat potensi ekonominya,” tambahnya. Beberapa ruas jalan disebut memiliki nilai strategis tinggi sehingga diprioritaskan untuk pembangunan. “Kalau dari Kiluan-Putih Doh itu kalau melihat potensi perikanan tinggi karena pinggir pantai. Bahkan itu karena kalau belum dibangun, misalkan lagi musim ada ikan, kadang-kadang musim tongkol itu sampai tidak ada harga karena nggak bisa keluar. Kalau ikan itu kan kalau dibawa keluar dengan jarak tertentu tidak menggunakan es bisa busuk,” jelasnya. Selain itu, ruas jalan Kasui-Air Ringkih di Way Kanan juga menjadi prioritas karena padat penduduk dan dikelilingi perkebunan rakyat. “Itu banyak penduduknya, perkebunan semua, perkebunan masyarakat kopi seperti itu dan sangat ramai di daerah sana. Artinya kalau kita melihat potensi ekonomi dari jumlah penduduk saja, kalau dari jumlah penduduknya banyak pasti ekonominya juga banyak,” kata Taufiqullah. Ia menegaskan, dua daerah di Tanggamus dan Way Kanan menjadi prioritas pembangunan jalan Pemprov Lampung karena memiliki dampak langsung terhadap perputaran ekonomi masyarakat. (Cha)