Masjid Nasional Nigeri di Abuja, Nigeria (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID,LAGOS -- Jumlah korban yang meninggal dunia akibat serangan teroris pada Selasa (19/8/2025) di sebuah masjid dan rumah-rumah di sekitarnya di kawasan Unguwan Mantau, Negara Bagian Katsina, Nigeria Barat Laut, telah meningkat menjadi 50. Sebanyak 37 korban lagi dikonfirmasi meninggal dalam serangan keji tersebut, dan 60 orang lainnya diculik teroris.
Anggota legislatif yang mewakili Daerah Pemilihan Malumfashi di Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian Katsina, Aminu Ibrahim mengungkapkan pada Rabu (20/8/2025) bahwa 30 jamaah masjid ditembak mati dan 20 lainnya dibakar hidup-hidup selama serangan teroris pada pagi itu.
“Tiga puluh orang meninggal saat sedang berdoa. Kami menemukan 20 lainnya dibakar. Rakyat kami tidak bisa hidup seperti ini,” kata Ibrahim kepada rekan-rekannya selama sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat, dikutip dari laman Anadolu Agency, Kamis (21/8/2025)
Ibrahim menambahkan bahwa 60 orang lainnya telah diculik.
Juru bicara polisi Katsina, Abubakar Sadiq Aliyu mengatakan kepada Anadolu melalui telepon bahwa penyerang membakar orang di rumah mereka.
“Mereka menembak orang secara sporadis dan membakar 20 rumah, sehingga totalnya sekitar 50. Saat polisi tiba, para bandit telah membakar rumah di desa lain dan menculik puluhan orang,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Pelaksana Tugas Faruk Lawal Jobe telah mengunjungi Kepala Pertahanan, memohon kepada militer untuk memberikan dukungan lebih banyak.
Teroris, yang secara lokal dikenal sebagai bandit, merupakan ancaman keamanan yang serius bagi wilayah barat laut dan tengah utara Nigeria. Kelompok-kelompok ini terkenal karena kekejamannya, mereka menyerang desa-desa, menculik penduduk untuk tebusan, dan merampok harta benda.
Presiden Bola Tinubu telah merespons dengan mengambil sikap tegas terhadap bandit dan teroris di Nigeria.
Sumber: