KETUA DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi hengkangnya tiga kader partai banteng ke Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Tiga kader itu adalah Ginda Ferachtriawan, Wawanto, dan Dyah Retno Pratiwi. Mereka juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Solo.
Menurut Rudy, sapaan karib FX Hadi Rudyatmo, berpendapat jika mereka benar PDIP tidak akan pindah partai politik karena memahami ideologi partai. “Perkara mereka sekarang mau mengundurkan diri atau tidak. Kalau orang yang sudah berkiprah di situ, dibunuh pun tetap PDIP," ujar Rudy saat ditemui wartawan di kediamannya di Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin malam, 11 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudy menilai yang berpindah partai tujuan utamanya adalah hanya agar bisa meraih sesuatu. "Sehingga kalau yang seperti itu dia tujuan utamanya (masuk parpol) adalah bagaimana bisa meraih sesuatu (kekuasaan),” kata Rudy.
Dia mengungkapkan dulu Ginda itu juga bukan siapa-siapa. DPC PDIP hanya memberi penghargaan kepada ayah Ginda yang terkena kasus korupsi. Ginda kemudian dicalonkan oleh PDIP untuk menjadi anggota DPRD dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024.
“Kami tidak pernah khawatir karena mereka belum paham dengan ideologi partai. Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) saja menyampaikan, kalau tidak suka out, pergi. Apalagi melanggar aturan-aturan dari partai itu sendiri jelaskan perintah dan ketua umum,” ucap dia.
Mantan Wali Kota Solo dua periode ini menegaskan ketiga mantan kadernya itu tidak pernah masuk struktur DPC PDIP Kota Solo. Hanya sebatas masuk PAC dan itu mereka tidak aktif. “Dia (Wawanto) hanya sebatas pengurus ranting. Dan tidak dipilih lagi berarti kan tidak punya integritas. Itulah yang namanya orang tidak tahu diri. Bagi saya surat pengunduran diri silakan kirim ke saya, tapi surat pemecatan sudah kami kirim ke DPP PDIP,” ujar dia.
Ditemui secara terpisah di Solo, Selasa, 12 Agustus 2025, Ginda, Wawanto, dan Dyah Retno membenarkan mereka telah bergabung dengan PSI.
Ginda mengungkapkan telah mengundurkan diri dari PDIP. Pengajuan mundur dari PDIP tersebut setelah sebelumnya sering berkomunikasi dengan Ketua DPD PSI Jawa Tengah Antonius Yogo Prabowo, yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Solo pada periode yang sama dengannya.
"Ketika saya sudah tidak maju lagi (mencalonkan diri sebagai anggota DPRD) kami sering ngobrol, sharing dengan Mas Yogo. Kemudian saya putuskan untuk bergabung dengan PSI. Saya juga buat pernyataan mengundurkan diri dari PDIP, komunikasi via WA kepada ketua DPC PDIP, alhamdulialh juga sudah dijawab. Dan ketika saya sudah mengundurkan diri, kemudian saya langsung login ke PSI," tutur Ginda.
Dyah Retno mengatakan bergabung dengan PSI per 8 Agustus 2025. Dia mengakui sejauh ini belum bersurat secara resmi untuk pengunduran dirinya dari PDIP. Sebab menurutnya dari jajaran pengurus PDIP Solo pernah menyampaikan bahwa ia telah dipecat dari partai itu.
"Sebab kalau melihat dan membaca statemen dari para pengurus DPC PDIP bahwa kami, saya, sudah dipecat. Ya sudah kalau memang sudah dipecat ya berarti itu hak kami untuk memilih rumah atau partai mana kami bergabung. Tapi kalau memang harus bersurat untuk pengunduran diri, saya akan bersurat," ucap Dyah.
Adapun Wawanto mengatakan juga bergabung dengan PSI per 8 Agustus 2025. Ia juga mengaku sudah menulis surat pengunduran diri dari PDIP dan akan mengirimkan surat itu kepada jajaran pengurus DPC PDIP Kota Solo.