Vonis Eks Pejabat Kemenkes Korupsi APD COVID-19 Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

3 days ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Eks Kepala Pusat Krisis Kemenkes, Budi Sylvana. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan

Pengadilan Tinggi Jakarta memperberat vonis mantan Kepala Pusat Krisis Kemenkes, Budi Sylvana, menjadi 4 tahun penjara.

Majelis hakim banding menilai Budi telah melakukan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) COVID-19.

"Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 tahun," demikian amar putusan banding, dikutip Senin (4/8).

Majelis banding terdiri dari Tahsin selaku ketua majelis hakim; serta Margareta Yulie Bartin Setyaningsih dan Agung Iswanto selaku anggota majelis hakim. Putusan diketok pada Kamis (17/7).

Selain pidana badan, Budi juga dihukum membayar denda sebesar Rp 200 juta. Dengan ketentuan apabila tak dibayarkan denda itu akan diganti dengan pidana 4 bulan kurungan.

Dalam pertimbangannya, majelis banding berpendapat hukuman yang dijatuhi terhadap Budi pada pengadilan tingkat pertama belum memenuhi rasa keadilan masyarakat. Selain itu ada faktor lain yang memperberat hukuman Budi.

"Menimbang, bahwa untuk hal-hal yang memberatkan Majelis hakim Pengadilan Tingkat Banding menambahkan bahwa sebenarnya Terdakwa sejak awal pada audit tujuan tertentu Tahap I dan Tahap II sudah mengetahui ada temuan, tetapi Terdakwa tidak melakukan penghentian kontrak, sehingga menimbulkan kerugian negara yang lebih besar," jelas hakim.

Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien di rumah sakit darurat penyakit virus corona (COVID-19), di Jakarta, Indonesia, 17 Juni 2021. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters

Vonis ini lebih berat dari putusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat pertama. Dalam putusan tersebut, Budi sebelumnya divonis 3 tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider 2 bulan.

Dalam kasusnya, Budi bersama-sama dengan Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo dan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik, merugikan negara hingga Rp 319,6 miliar.

Mereka melakukan perbuatan secara melawan hukum berupa negosiasi harga APD sejumlah 170 ribu pasang seluruhnya tanpa menggunakan surat pesanan.

Kemudian, para terdakwa juga melakukan negosiasi harga dan menandatangani surat pesanan APD sebanyak lima juta set, menerima pinjaman uang dari BNPB kepada PT PPM dan PT EKI sebesar Rp 10 miliar untuk membayarkan 170 ribu set APD tanpa ada surat pesanan dan dokumen pendukung pembayaran.

Lalu, ketiga terdakwa juga disebut ikut serta menerima pembayaran terhadap 1,01 juta set APD merek BOHO senilai Rp 711,2 miliar untuk PT PPM dan PT EKI.

Eks Kepala Pusat Krisis Kemenkes, Budi Sylvana menghadiri dialog bersama Menlu RI dan Tim Evakuasi WNI dari Wuhan di Kemenlu RI. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Padahal, kata jaksa, PT EKI tidak mempunyai kualifikasi sebagai penyedia barang/jasa sejenis di instansi pemerintah serta tidak memiliki izin penyalur alat kesehatan (IPAK).

Tak hanya itu, jaksa juga mengatakan PT EKI dan PT PPM tidak menyerahkan bukti pendukung kewajaran harga ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kesepakatan negosiasi APD.

Hal itu melanggar prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah dalam penanganan keadaan darurat, yaitu efektif, transparan, dan akuntabel yang bertentangan dengan Pasal 18 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES...

Read Entire Article