
Timnas U-23 Indonesia bakal menghadapi Vietnam dalam final ASEAN U-23 Mandiri Cup 2025 di Stadion Utama GBK, Jakarta, pada Selasa (29/7) pukul 20:00 WIB. Pasukan Gerald Vanenburg harus mewaspadai kualitas bola udara armada Kim Sang-sik.
Vietnam memang berbahaya saat melakukan duel udara di kotak penalti lawan. Dari tiga laga, Vietnam telah mencetak 7 gol, yang 4 gol di antaranya berasal dari sundulan. Para pemain Vietnam cukup piawai melakukan pergerakan tanpa bola untuk mencari ruang dan memiliki pengumpan lambung yang andal.
Saat laga pertama fase grup, satu dari tiga gol kemenangan 3-0 Vietnam atas Laos berasal dari sundulan yang memanfaatkan umpan langsung dari sepak pojok. Ketika mengalahkan Kamboja 2-1 di laga terakhir babak grup, dua gol mereka borong dari sundulan yang salah satunya berasal dari sepak pojok.
Sewaktu menumbangkan Filipina 2-1 di semifinal, Vietnam mencetak gol kedua mereka via sundulan. Gol pertama memang tidak berasal dari sundulan, tetapi ada satu pemain Vietnam yang menanduk bola hingga membentur mistar, lalu ditendang menjadi gol oleh rekannya.
Kemudian, berdasarkan statistik dari AFF, Vietnam adalah tim dengan jumlah melakukan crossing terbanyak ketiga, yakni sebanyak 71 kali dari 3 laga, dengan 21 crossing di antaranya adalah akurat. Satu gol Vietnam ke gawang Laos yang berasal dari tendangan juga dari hasil memanfaatkan crossing.

Namun di sisi lain, Vietnam juga agak kurang cakap dalam menyapu bola udara di kotak penalti mereka sendiri. Gol Kamboja ke gawang Vietnam di fase grup juga berasal dari sundulan yang memanfaatkan umpan langsung sepak pojok. Sementara, gol Filipina ke gawang Vietnam di semifinal berawal dari kemelut yang tercipta usai lemparan jauh ke dalam.
Masalah duel udara ini harusnya bisa diantisipasi oleh Timnas U-23. Sebab menurut data Transfermarkt, di skuad tahun ini ada 9 pemain yang memiliki tinggi minimal 180 cm.
Mereka adalah Jens Raven (187 cm), Brandon Scheunemann (186 cm), Kakang Rudianto (185 cm), Daffa Fasya (185 cm), Achmad Maulana (182 cm), Muhammad Ferarri (181 cm), Kadek Arel (181 cm), Hokky Caraka (180 cm), dan Muhammad Ardiansyah (180 cm).
Timnas U-23 memiliki potensi untuk memenangi duel udara melawan Vietnam jika berkaca dari laga kontra Thailand di semifinal. Mereka sempat memainkan para pemain bertubuh tinggi, bahkan Ferarri dijadikan striker demi menyambut umpan-umpan lambung dari open play dan set piece.

Gol yang tercipta dicetak Raven dari sundulan yang memanfaatkan umpan sepak pojok. Secara statistik, Timnas U-23 Indonesia juga banyak melakukan crossing selama 4 laga di kompetisi kkali ini, yakni 91 kali dan 21 di antaranya akurat.
"Skenario itu [menjadikan Ferarri striker] tidak kami latih sebelumnya. Tapi kami butuh gol, jadi kami masukkan banyak pemain yang punya postur tinggi," kata asisten pelatih Timnas U-23, Frank van Kempen, dalam konferensi pers pascalaga kontra Thailand.
"Dan ternyata kami bisa mencetak gol, jadi kami sangat senang dengan keputusan itu," tambah pelatih asal Belanda tersebut.