
Vida, perusahaan penyedia layanan identitas digital dan tanda tangan elektronik, meluncurkan inisiatif baru bernama Where's The Fraud Hub (WTF), sebuah laman edukasi yang menggabungkan literasi publik dan wawasan intelijen digital untuk membantu masyarakat mengenali dan mencegah berbagai bentuk penipuan digital.
WTF sendiri diluncurkan seiring dengan maraknya penipuan di era digital, termasuk social engineering, account take over, dan deepfake alias konten media (video, gambar, atau audio) yang dibuat atau dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk terlihat sangat nyata, padahal sebenarnya palsu.
Berdasarkan studi yang dilakukan Vida, 84% pelaku usaha di Indonesia pernah mengalami penipuan identitas, 96% bisnis juga pernah mengalami pemalsuan dokumen. Sementara itu, penyalahgunaan SMS OTP terus menggerus kepercayaan konsumen dan mengancam keamanan bisnis.
Kondisi ini menuntut respons komprehensif yang melibatkan edukasi publik, perlindungan teknologi, dan kolaborasi lintas sektor yang membuat para konsumen digital merasa aman.

Di sinilah peran WTF, inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai jenis penipuan dan bagaimana cara mencegahnya. Kampanye WTF dilakukan Vida dengan bekerja sama lintas sektor, termasuk bersama Komdigi, industri, para regulator, Bank Indonesia, dan OJK untuk dapat melawan masalah-masalah fraud yang banyak terjadi saat ini.
"Where's The Fraud Hub adalah program kolaboratif bidang untuk mengedukasi literasi masyarakat dan mendukung agenda pemerintah untuk melindungi konsumen dari ancaman fraud AI," kata Niki Luhur, Founder dan Group CEO Vida, dalam acara peluncuran laman Where’s The Fraud Hub di Jakarta, Kamis (24/7).
Bersamaan dengan peluncuran kampanye WTF, Vida memperkenalkan fitur 'Magic Scan' dalam aplikasi Vida yang memungkinkan pengguna memindai, menyimpan, menandatangani, dan mengesahkan dokumen langsung dari ponsel dengan aman,tanpa perangkat tambahan, sekaligus melindungi dari risiko pencurian identitas.
"Fitur 'Magic Scan' ini bisa scan dokumen, contohnya untuk pembayaran invoice yang aman. Karena setelah di-scan invoice langsung bisa ditanda tangani digital," ungkap Niki.
Reporter: Muhamad Ardiyansyah