Anggaran pendidikan dalam RUU APBN 2026 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, yakni sebesar Rp 757,8 triliun. Dari keseluruhan anggaran pendidikan tersebut, terdapat tiga sektor yang menjadi fokus alokasi.
Pertama, sekolah dan kampus sebesar Rp 150,1 triliun. Terdapat alokasi untuk Sekolah Rakyat sebesar Rp 24,9 triliun Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 64,3 triliun, BOS PAUD Rp 5,1 triliun, renovasi madrasah dan sekolah Rp 22,5 triliun, BOPTN Rp 9,4 triliun untuk 201 PTN dan lembaga serta pembangunan Sekolah Unggul Garuda di 9 lokasi sebesar Rp 3 triliun.
Kedua, siswa/mahasiswa sebesar Rp 401,5 triliun. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masuk ke dalam sektor ini, dengan anggaran Rp 335 triliun yang akan dialokasikan untuk 82,9 juta penerima manfaat serta 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Selanjutnya, alokasi untuk Bidikmisi atau KIP Kuliah sebesar Rp 17,2 triliun guna 1,2 mahasiswa, beasiswa LPDP Rp 25 triliun, dan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp 15,6 triliun.
Ketiga, guru/dosen/tenaga pendidikan sebesar Rp 178,7 triliun. Secara rinci, anggaran untuk Tenaga Pengajar Guru (TPG) Non PNS sebesar Rp 19,2 triliun untuk 754.747 guru, TPG ASN Daerah Rp 68,7 triliun untuk 1,6 juta guru, Tenaga Pengajar Dosen (TPD) Non PNS Rp 3,2 triliun untuk 80.325 dosen dan TPG PNS, TPD PNS dan gaji pendidik sebesar Rp 82,9 triliun.
Secara keseluruhan, anggaran pendidikan senilai Rp 757,8 triliun tersebut naik 9,8 persen dari outlook 2025 untuk anggaran pendidikan yang mencapai Rp 690,1 triliun.