Rekaman menunjukkan gambar sebelum dan sesudah serangan Israel di Jalur Gaza, dari tahun 2023 dan 2025. Video baru ini diambil dari pesawat Yordania yang mengantarkan bantuan, dan dirilis pada 5 Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV— Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Jumat bahwa situasi di Jalur Gaza harus diakhiri sesegera mungkin.
Dia mengeklaim tidak semua keluarga tahanan menentang pendudukan Gaza. Sementara fakta di lapangan para pengunjuk rasa Israel memblokir jalan yang menghubungkan Tel Aviv ke pinggiran kota.
Trump menambahkan dalam sebuah wawancara bahwa Hamas sekarang memiliki 20 tahanan, namun jumlah tersebut mungkin tidak benar karena dua di antaranya mungkin sudah tidak ada.
Dikutip dari Aljazeera, Sabtu (23/8/2025), dia menekankan dirinya melakukan segala cara untuk membebaskan sisa tahanan dan bekerja sama dengan utusan khususnya Steve Witkoff dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ”Tanpa saya, para tahanan akan berada dalam bahaya dan mereka akan terbunuh," ujar dia.
Mengomentari pernyataan Trump, pejabat yang bertanggung jawab atas berkas tahanan di pemerintahan Netanyahu mengatakan tidak ada perubahan dalam pernyataan Israel dan ada 20 tahanan yang masih hidup dan dua orang yang nyawanya terancam.
Hal ini terjadi ketika Channel 13 Israel melakukan investigasi tentang bagaimana Netanyahu, yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional, menghalangi kesepakatan yang berkaitan dengan perang Israel di Gaza.
Investigasi tersebut menunjukkan, Israel telah melewatkan lima kesempatan untuk mencapai kesepakatan mengembalikan para tawanan. Dengan demikian, pemerintah tidak dapat mengklaim bahwa mereka telah melakukan segalanya untuk mengembalikan mereka.
Investigasi tersebut mencatat sumber-sumber politik sengaja berbohong kepada publik tentang kesepakatan-kesepakatan tersebut untuk menghalangi mereka dan terkadang menyebarkan berita yang menyesatkan bahkan sebelum negosiasi berlangsung.
Sejak pecahnya perang Israel di Gaza sekitar 22 bulan yang lalu, kebutuhan akan intervensi tegas AS untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung semakin meningkat, karena negeri asal Paman Sam itu adalah pihak yang paling dapat secara langsung mempengaruhi keputusan Israel tentang perang dan perdamaian.