Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang bencana melanda Thailand utara setelah Topan Kajiki memicu banjir bandang dan tanah longsor yang hingga Kamis (28/8/2025) menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 15 lainnya, sementara ribuan rumah warga turut terdampak. Otoritas memperingatkan hujan deras masih akan terus mengguyur hingga pekan depan.
Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand melaporkan, sebagaimana dikutip AFP, bahwa korban jiwa dan luka-luka tersebar di 12 provinsi bagian utara. Beberapa wilayah yang paling parah terkena dampak adalah Nan, Chiang Rai, dan Mae Hong Son, di mana banjir bandang merusak jembatan serta memutus akses sejumlah komunitas.
Sejak Minggu lalu, tujuh orang dilaporkan hilang dan lebih dari 1.800 rumah tangga dengan total sekitar 6.300 orang terdampak langsung oleh topan tersebut.
"Ketinggian air kemungkinan akan meningkat di beberapa area," tulis badan penanggulangan bencana dalam sebuah unggahan di Facebook.
Topan Kajiki sendiri pertama kali menghantam daratan Vietnam pada Senin, memaksa puluhan ribu warga di negara itu mengungsi. Badai kemudian bergerak melintasi Laos dan masuk ke Thailand utara, membawa curah hujan sangat lebat. Saat bergerak lebih jauh ke pedalaman, kekuatannya melemah menjadi depresi tropis, namun tetap cukup kuat untuk menimbulkan bencana.
Di Chiang Mai, salah satu destinasi wisata populer Thailand, dua orang tewas pada Rabu akibat tanah longsor. Kondisi tersebut menambah daftar korban di tengah situasi darurat yang meluas.
Departemen Meteorologi Thailand memprediksi hujan deras akan terus mengguyur wilayah utara, timur laut, dan sebagian kawasan tengah hingga pekan depan. Peringatan ini meningkatkan kekhawatiran akan bertambahnya jumlah korban dan kerusakan infrastruktur.
Musim hujan di Thailand biasanya berlangsung dari Juni hingga September, namun para ahli menyebutkan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia membuat cuaca ekstrem semakin sulit diprediksi dan kian intensif.
Catatan bencana besar di negara itu masih membekas, salah satunya banjir besar pada 2011 yang menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah di seluruh negeri.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Bandang Menghantam Saat Warga Tidur, 100 Orang Lebih Tewas