Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan latihan militer gabungan, Senin (25/8/2025). Latihan itu akan berlangsung hingga 4 September 2025.
Hal ini bertujuan untuk memastikan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik. Selain RI dan AS, 11 negara lain yang termasuk sekutu Washington juga akan ikut serta.
Latihan tahunan tersebut bernama "Super Garuda Shield". Jakarta akan menjadi lokasi termasuk beberapa tempat di pulau Sumatra bagian barat serta Kepulauan Riau.
Lebih dari 4.100 tentara Indonesia dan 1.300 tentara Amerika akan berpartisipasi, diikuti oleh peserta dari Australia, Jepang, Singapura, Prancis, Selandia Baru, Inggris, dan negara-negara lainnya. AS dan beberapa sekutu seperti Australia telah menyatakan kekhawatiran yang semakin besar tentang meningkatnya ketegasan China di Pasifik, tetapi Washington sebelumnya mengatakan bahwa latihan semacam itu tidak ditujukan kepada Beijing.
Samuel Paparo, komandan Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan latihan tahun ini merupakan "Super Garuda Shield" terbesar yang pernah ada. Ia menambahkan bahwa latihan ini akan membantu negara-negara peserta meningkatkan pencegahan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Ini merupakan upaya untuk mencegah siapa pun yang ingin mengubah fakta di lapangan dengan menggunakan kekerasan, dengan tekad kolektif semua peserta untuk menegakkan prinsip-prinsip kedaulatan," kata Paparo pada upacara pembukaan, dimuat AFP.
"Kita melakukan ini dengan menjadi lebih baik setiap hari di semua bidang... jadi jika saat yang tak kenal ampun tiba ketika kita saling membutuhkan sebagai mitra, kita akan berbincang dan mulai beroperasi berdasarkan kepercayaan yang mendalam," tambahnya.
Program ini mencakup latihan staf, latihan pertahanan siber, dan latihan tembak langsung, kata militer Indonesia. Negara-negara termasuk India, Papua Nugini, dan Timor Leste juga mengirimkan pengamat untuk latihan tersebut.
Indonesia sendiri dikenal sebagai negara dengan kebijakan luar negeri yang netral. RI telah berusaha menjaga hubungan baik dengan Washington dan Beijing, serta bersikap hati-hati dalam persaingan negara adidaya ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Negara Arab Tiba-Tiba Satukan Kekuatan dengan Israel & AS, Ada Apa?