Jakarta, CNBC Indonesia - Harga gabah di tingkat petani dilaporkan turun setelah sempat meninggi dan membuat harga beras ditingkat pasar ikut meninggi.
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Sentosa mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah mulai mengalami penurunan, setelah sempat mengalami kenaikan hingga ada yang lebih dari Rp8.000 per kilogram (kg).
"Beberapa hari lalu, sekitar 2-3 hari yang lalu, harga GKP ada yang lebih dari Rp8.000 per kg. Bahkan ada yang sempat mencapai Rp8.700 per kg. Itu di Lamongan Jawa Timur. Kalau sekarang, hari ini, rata-rata sudah berada di bawah Rp8.000 per kg," kata Andreas saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (14/8/2025).
Dia mencontohkan harga gabah di Lamongan, yang sebelumnya sempat menyentuh harga tertingginya di Rp 8.700 per kg, kini sudah mencapai Rp 7.100 per kg. Kemudian di Tuban Jawa Timur dan Sukoharjo di Jawa Tengah, sudah turun menjadi Rp 7.100 per kg, dari sebelumnya di atas Rp 8.000 per kg.
Selanjutnya di Indramayu, yang sebelumnya juga berada di atas Rp 8.000 per kg, kini sudah turun ke Rp 7.500 per kg. Adapun di Karanganyar Jawa Tengah, harga GKP sudah di bawah RP 7.000 per kg, tepatnya di harga Rp 6.900 per kg.
"Hari ini, harga gabah turunnya cukup tajam ya, dari 2-3 hari lalu yang masih di atas Rp 8.000 per kg, ini sudah mendekati Rp 7.000 per kg. Ini memang harga gabah naik-turunnya cukup ekstrem," tambah Andreas.
Sementara itu, berdasarkan Panel Harga Badan Pangan, harga rata-rata GKP secara nasional pada hari ini, Kamis (14/8/2025), tercatat mencapai Rp6.895 per kg. Sementara, HPP yang ditetapkan pemerintah untuk GKP adalah Rp6.500 per kg.
Di Jawa Timur harga rata-rata GKP mencapai Rp7.246 per kg. Sedangkan Jawa Tengah mencapai Rp6.809 per kg.
Artinya, harga GKP ditingkat petani sejatinya masih di atas HPP meski sudah mengalami penurunan. Tetapi, selisih harga GKP dengan HPP sudah mulai menurun, di mana beberapa hari lalu selisihnya cukup besar.
Pemicu Harga Gabah Turun
Menurut Andreas, turunnya harga gabah terjadi karena banyak penggiling yang memilih untuk tutup karena khawatir jika mereka beraktivitas seperti biasa, bakal ada penindakan dari Kepolisian akibat dari kasus kecurangan beras.
"Kemungkinan penggilingan-penggilingan padi saat ini justru menahan untuk membeli gabah, karena mereka khawatir akan diperiksa dan berujung ditindak. Mereka menahan diri hingga ada kejelasan terkait hal ini, ditambah memang pembeli sepi, tidak ada yang membeli gabah," ujar Andreas.
Andreas menambahkan sebanyak 40% penggiling terpaksa tidak beroperasi akibat kasus ini.
"Di penggilingan, sudah ada 40% yang tutup akibat kasus oplos beras. Intinya mereka masih takut untuk membuka penggilingan," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Dunia Ambles, RI Bakal Ikutan Turun? Ini Kata Bos Bapanas