Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, curhat masih ada saja wisatawan yang buang sampah sembarangan di kawasan Malioboro.
"Di Malioboro, gitu. Membuang sampah di tempatnya, tapi kita didik di antar daerah ini kan tidak sama. Satunya ning (buang di) tempat sampah, satunya ya buang (sampah) di dekatnya. Di mana dia berdiri," kata Sultan di Kepatihan Pemda DIY, Senin (30/6).
Sultan mengakui tak mudah untuk membuat semua wisatawan membuang sampah pada tempatnya di Malioboro. Terlebih, ini membutuhkan kesadaran masing-masing individu.
"Tidak semudah itu. Kalau menghadapi individu-individu perorangan juga tidak mungkin," jelas Raja Keraton Yogyakarta itu.
"Jadi bagaimana, mungkin tulisan (imbauan) diperbanyak atau apa," jelasnya.
Pantauan kumparan, kawasan Malioboro ramainya wisatawan pada Senin (30/6). Tampak Jalan Malioboro dipadati kendaraan pribadi.
Kawasan Malioboro tampak ramai dikunjungi wisatawan. Secara umum, Malioboro tampak bersih. Hanya saja di beberapa titik masih ada sampah plastik bekas pengunjung.
Sementara itu, Pemkot Yogya sebelumnya memprediksi akan ada 400 ribu wisatawan selama libur sekolah sampai pertengahan Juli nanti.
"Sudah kita lihat, sekarang sudah banyak yang masuk," kata Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Sri Arika Wahyuningsih di Balai Kota Yogya, Rabu (25/6).
Berdasarkan pengalaman wisata rombongan pelajar jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan rombongan wisata keluarga.
"Pergerakan wisatawan selama libur sekolah diperkirakan antara 400-500 ribu (orang)," jelasnya.
Sementara itu, sepanjang Januari-Mei 2025 sudah ada 4,3 juta wisatawan ke Kota Yogya. Mereka rata-rata lama tinggal atau length of stay (LOS) 1,77 hari dengan rata-rata belanja Rp 2,5 juta.