Skandal Baru Konglomerat, Tipu Perbankan Rp 5,56 T

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Biro Investigasi Pusat (CBI) India resmi membuka kasus pidana terhadap taipan Anil Ambani. Langkah ini diambil usai State Bank of India (SBI) melaporkan dugaan penipuan yang menyebabkan kerugian hingga 29,29 miliar rupee atau setara Rp5,56 triliun.

Dalam keterangannya, CBI menyatakan telah mendaftarkan kasus tersebut dan melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi. Mantan perusahaannya Reliance Communications serta kediaman pribadi Anil Ambani termasuk yang diperiksa, Sabtu.

"Pengaduan bank akan menjalani penyelidikan menyeluruh," ujar CBI dalam pernyataannya, dikutip Reuters, Senin (25/8/2025).

SBI menuduh Anil Ambani bersama Reliance Communications menyalahgunakan fasilitas pinjaman melalui transaksi yang tidak sesuai ketentuan. Dugaan tersebut dinilai menjadi penyebab kerugian besar yang dialami bank milik negara tersebut.

Namun juru bicara Anil Ambani membantah keras tuduhan tersebut. "Ambani dengan tegas membantah semua tuduhan dan dakwaan, serta akan membela diri," ujarnya.

Ia menambahkan, pengaduan SBI sudah sangat lama. Ini terkait peristiwa yang terjadi lebih dari satu dekade lalu, saat Ambani hanya menjabat sebagai direktur non-eksekutif.

"Penting dicatat, SBI telah mencabut tuntutan terhadap lima direktur non-eksekutif lainnya. Namun, Pak Ambani justru dipilih secara selektif," tambahnya.

Nama Anil Ambani sebelumnya sempat menjadi sorotan publik pada 2018, ketika ia dituding terlibat dalam kontroversi pembelian jet tempur Rafale dari Prancis bersama Perdana Menteri Narendra Modi. Namun, Mahkamah Agung India menolak seruan investigasi atas kesepakatan tersebut, dengan alasan tidak ada bukti favoritisme komersial.


(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article