
Lembaga amal Doctor Without Borders mengatakan seperempat dari seluruh anak-anak dan ibu hamil atau menyusui yang diperiksa di klinik di Gaza mengalami malnutrisi.
"Otoritas Israel menggunakan kelaparan digunakan secara sengaja sebagai senjata di Gaza, dan tingkatnya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pasien dan pekerja kesehatan kini harus berjuang untuk bertahan hidup," kata Doctor Without Borders yang dikenal dengan akronim bahasa Prancisnya, MSF, dalam keterangannya dikutip dari AFP, Jumat (25/7).
Mereka mengatakan para staf di wilayah Palestina menerima semakin banyak pasien yang malnutrisi.
"Dari pemeriksaan anak-anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun dan ibu hamil dan menyusui di fasilitas MSF minggu lalu, 25 persen di antaranya malnutrisi," ujarnya.
Di klinik MSF di Kota Gaza, jumlah orang yang membutuhkan perawatan karena malnutrisi telah meningkat 4 kali lipat sejak pertengahan Mei.
"Tingkat malnutrisi parah pada anak balita meningkat 3 kali lipat dalam 2 minggu terakhir," katanya.
"Ini bukan hanya kelaparan. Ini kelaparan yang disengaja, yang direkayasa oleh otoritas Israel," lanjut mereka.

Saat ini, hampir tidak ada makanan yang tersedia di Jalur Gaza. Sehingga, MSF menegaskan bahwa persenjataan pangan untuk menekan penduduk sipil tidak boleh dinormalisasi.
"Otoritas Israel harus mengizinkan makanan dan pasokan bantuan kemanusiaan masuk Gaza dalam skala besar," tuturnya.
MSF merupakan satu dari lebih 100 kelompok bantuan dan HAM yang memperingatkan kelaparan massal yang menyebar luas di Gaza.
Israel menghadapi kritikan internasional atas tuduhan otak kekurangan pangan di Gaza. Namun, Israel malah menuding Hamas sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.
Organisasi yang didukung AS dan Israel, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), mulai mendistribusikan bantuan kemanusiaan di Gaza sejak akhir Mei. Distribusi bantuan dilakukan usai Israel melonggarkan blokade total yang berlangsung selama 2 bulan.
PBB mengatakan minggu ini pasukan Israel membunuh lebih dari 1.000 warga Palestina yang berusaha mendapat bantuan makanan di Gaza sejak GHF memulai operasinya.
"Distribusi makanan ini bukanlah bantuan kemanusiaan, melainkan kejahatan perang yang dilakukan di siang bolong dan disampaikan kepada dunia dengan bahasa yang penuh belas kasih," kata wakil koordinator medis MSF di Gaza, Mohammed Abu Mughaisib.
"Mereka yang datang ke distribusi makanan GHF tahu mereka memiliki peluang yang sama untuk menerima sekarung tepung seperti mereka yang pergi dengan peluru di kepala," pungkasnya.