
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung berkembangnya rumah sakit baru di Tanah Air guna meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Di Bandung, dia menyambut peresmian dua gedung baru Rumah Sakit Maranatha, Kamis (7/8).
"Saya minta RS Maranatha terus melakukan inovasi. Rumah sakit ini harus berkembang, untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat," jelasnya.
Dia juga berharap RS Maranatha dan Universitas Maranatha dapat mencetak tenaga dokter untuk memenuhi tenaga medis di Indonesia yang masih kurang.
RS Maranatha (Rsmaranatha.com) merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Maranatha yang sebelumnya bernama RS Unggul Karsa Medika. Kini rumah sakit tersebut resmi bertranformasi menjadi RS Maranatha.
Lebih jauh Menkes menyatakan Presiden Prabowo berharap jumlah lulusan kedokteran jumlahnya 30 ribu atau 40 ribu per tahun. Banyak daerah masih banyak mengalami kekurangan tenaga dokter.
"RS Maranatha, saya harapkan bukan hanya untuk melayani saja, tapi kalau bisa naikan ekspansinya untuk lebih banyak mendidik dokter dokter," tambah Budi.
Pada kesempatan itu, Menkes juga melihat langsung kondisi gedung baru yang diresmikan. Ia memuji RS Maranatha yang memiliki lingkungan sangat bersih.
Menkes Budi juga berpesan, agar Maranatha dapat melayani sepenuhnya kebutuhan kesehatan masyarakat, terutama layanan BPJS Kesehatan. Ia juga berharap tidak hanya di wilayah kota besar, tapi Maranatha dapat membangun fasilitas kesehatan di wilayah kecil lainnya.
"Tugas melayani dan mendidik bisa dilakukan oleh Maranatha. Kalau bisa jangan hanya di kota besar, tapi juga kota kecil," tambahnya.
Pasien BPJS
Sementara itu, Ketua Umum YPTKM, Orias Petrus Moedak, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, BPJS Kesehatan, dan institusi pendidikan dalam menjawab tantangan pelayanan kesehatan nasional.
Ia menegaskan bahwa pengembangan Rumah Sakit Maranatha merupakan bagian dari sinergi dua pilar utama Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha, yaitu pendidikan dan kesehatan.
"Pasien pun diharapkan bertambah. Selain itu juga ikut berkontribusi menghasilkan dokter spesialis. Kita mengarah juga ke sana," tandasnya.
Orias menambahkan, untuk pelayanan BPJS kesehatan di RS Maranatha mencapai sekitar 95%. Sisanya merupakan pasien umum atau mandiri.
Penambahan gedung baru, lanjut dia, merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien BPJS Kesehatan. RS Maranatha berkomitmen untuk tidak membeda-bedakan pasien antara BPJS Kesehatan dan umum.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama RS Maranatha, dr Ferdinan Sutejo, MMR., menyampaikan bahwa peresmian gedung baru ini merepresentasikan langkah nyata menuju sistem pelayanan untuk masa depan. Pelayanan rumah sakit ini berbasis digital.
Manajemen mengedepankan budaya kerja humanis seperti Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun.
"Rumah Sakit Maranatha telah menjadi Rumah Sakit Pendidikan Satelit, mendukung pendidikan klinik dan integrasi riset akademik," tandasnya.
Gedung baru yang diresmikan menambah total luas layanan sebesar 7.480 m², yang mencakup ICU, ruang hemodialisa, 49 kamar VIP, rawat inap kelas 1, ruang isolasi, hingga 13 poliklinik spesialis.
Seluruh layanan terintegrasi dengan sistem IT modern, rekam medis elektronik, dan kesiapan penuh terhadap pelayanan telemedicine.
Sebagai bagian dari Universitas Kristen Maranatha, RS Maranatha saat ini telah menjadi lokasi praktik klinik bagi lebih dari 3.500 mahasiswa Fakultas Kedokteran sejak 2022.
Kolaborasi ini mencerminkan peran aktif RS dalam mendukung pendidikan kedokteran dan riset akademik di lingkungan universitas